AS Tolak Permintaan Diplomat Tinggi Iran untuk Kunjungi Washington

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian berbicara dalam konferensi pers di Teheran, Iran, pada 14 Agustus 2023. (Foto: West Asia News Agency via Reuters)

Amerika Serikat, pada Senin (25/9), mengatakan pihaknya telah menolak permintaan Menteri Luar Negeri Iran untuk berkunjung ke Washington pekan lalu, merujuk pada kekhawatiran mengenai rekam jejak Teheran termasuk penahanan warga AS di masa lalu.

Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dilaporkan berusaha mengunjungi perwakilan konsuler Iran setelah Sidang Majelis Umum PBB di New York.

BACA JUGA: Iran dan Djibouti Pulihkan Hubungan Diplomatik

“Mereka memang mengajukan permintaan itu dan ditolak oleh Departemen Luar Negeri,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, kepada wartawan.

“Kita wajib mengizinkan para pejabat Iran dan pejabat pemerintah asing lainnya melakukan perjalanan ke New York untuk keperluan di PBB. Namun kita tidak berkewajiban untuk mengizinkan mereka melakukan perjalanan ke Washington, D.C.,” katanya.

“Mengingat penahanan warga AS secara tidak benar oleh Iran, mengingat negara Iran mensponsori terorisme, kita tidak yakin bahwa dalam hal ini pantas atau perlu untuk mengabulkan permintaan tersebut,” kata Miller.

Pekan lalu, Iran mengizinkan lima warga AS untuk keluar dari negaranya melalui pertukaran tahanan. AS juga mengatur transfer dana Iran yang dibekukan sebesar $6 miliar dari Korea Selatan ke sebuah rekening di Qatar.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tidak membesar-besarkan spekulasi bahwa kesepakatan tahanan itu bisa mengarah pada gerakan diplomatik yang lebih luas, seperti dimulainya kembali perundingan mengenai program nuklir Iran yang disengketakan.

Situs berita Amwaj.media pertama kali melaporkan bahwa Amir-Abdollahian berharap dapat mengunjungi Washington. Jika kunjungan tersebut terealisasi, itu akan menjadi kunjungan menteri luara negeri pertama Iran dalam 14 tahun terkahir.

Laporan itu, dengan mengutip sumber anonim, menyebutkan bahwa Amir-Abdollahian mengatakan ia ingin mengevalusi langsung operasi konsuler Iran, namun tujuannya juga mungkin mengarah kepada "pembentukan berita positif." [my/jm]