Amerika Serikat mendesak pemberontak Mali utara agar menghentikan operasi militer yang membahayakan keutuhan wilayah negara itu.
Dalam pernyataan hari Selasa (2/4), jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland juga mendesak semua pihak di utara agar memastikan keselamatan dan keamanan penduduk di daerah itu.
Sejak mulainya pemberontakan baru pertengahan Januari, pemberontak Tuareg telah merebut kota-kota besar di utara dari tangan militer. Pemberontak bertempur dengan bantuan kelompok Islamist Ansar Dine, yang diyakini mempunyai kaitan dengan al-Qaida.
Tentara Mali telah mengeluh bahwa mereka tidak diperlengkapi dengan sewajarnya untuk memerangi pemberontak dan melancarkan kudeta yang berhasil di Bamako tanggal 22 Maret, yang dipimpin oleh Kapten Amadou Sanogo.
Amerika Serikat hari Selasa mengutarakan keprihatinan mendalam mengenai krisis itu dan memperingatkan akanmemberi sanksi lebih jauh terhadap lembaga-lembaga politik Mali apabila penguasa militer Mali tidak memulihkan undang-undang dasar dan tidak mengembalikan kekuasaan ke tangan sipil.
Sejak mulainya pemberontakan baru pertengahan Januari, pemberontak Tuareg telah merebut kota-kota besar di utara dari tangan militer. Pemberontak bertempur dengan bantuan kelompok Islamist Ansar Dine, yang diyakini mempunyai kaitan dengan al-Qaida.
Tentara Mali telah mengeluh bahwa mereka tidak diperlengkapi dengan sewajarnya untuk memerangi pemberontak dan melancarkan kudeta yang berhasil di Bamako tanggal 22 Maret, yang dipimpin oleh Kapten Amadou Sanogo.
Amerika Serikat hari Selasa mengutarakan keprihatinan mendalam mengenai krisis itu dan memperingatkan akanmemberi sanksi lebih jauh terhadap lembaga-lembaga politik Mali apabila penguasa militer Mali tidak memulihkan undang-undang dasar dan tidak mengembalikan kekuasaan ke tangan sipil.