Korea Utara dan negara-negara tetangganya di kawasan bereaksi dengan hati-hati terhadap keputusan Presiden Amerika Donald Trump hari Kamis (24/5) untuk membatalkan pertemuan puncak antara Amerika dan Korea Utara.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan dalam pernyataan yang dilansir kantor berita resmi Korea Utara KCNA hari Jumat menyebut negaranya tetap terbuka untuk menyelesaikan masalah dengan Amerika Serikat “kapanpun dan bagaimanapun,” dan memuji upaya-upaya diplomatik Presiden Trump. Ia mengatakan Korea Utara sangat menghargai upaya Trump, yang belum pernah dilakukan para presiden lainnya, dalam menyelenggarakan pertemuan puncak bersejarah itu.
Nada berdamai dari Kim itu berbeda tajam dengan kritik, penghinaan dan ancaman sebelumnya yang dilontarkan pejabat Korea Utara lainnya, yang mendorong Trump untuk membatalkan pertemuan puncak bulan Juni di Singapura dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Trump kabarnya mengambil keputusan untuk membatalkan pertemuan itu tanpa berkonsultasi dengan negara-negara penting di kawasan yang terimbas oleh ancaman nuklir Korea Utara.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengadakan rapat keamanan nasional Kamis malam untuk mengevaluasi dampak pembatalan pertemuan itu. Moon dikabarkan menyatakan ia “bingung” oleh keputusan pembatalan, serta mendesak Trump dan Kim agar berkomunikasi langsung untuk mengatasi kebuntuan.
Moon berperan penting dalam memfasilitasi pembicaraan Amerika-Korea Utara dengan membujuk Kim agar menyetujui sasaran denuklirisasi secara luas dalam suatu pertemuan antar-Korea baru-baru ini.
Di Jepang, Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menyatakan dukungan bagi keputusan Trump untuk mundur dari pertemuan puncak dengan Korea Uara dan menyerukan dilanjutkannya pemberlakuan sanksi-sanksi PBB sekarang ini yang melarang 90 persen perdagangan dengan Korea Utara.
Sementara itu di China, surat kabar Partai Komunis, China Daily, menerbitkan tajuk pada hari Jumat (25/5) yang meminta Amerika dan Korea Utara agar mempertahankan komitmen mereka bagi dialog dan melanjutkan upaya untuk mengakhiri permusuhan dan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Di Rusia, Presiden Vladimir Putin menyatakan menyesalkan pembatalan itu. Ia juga menyatakan dukungan bagi sekutunya, Korea Utara, dengan mengatakan Kim telah melakukan semua yang telah dijanjikan sebelumnya, termasuk membongkar lokasi uji coba nuklir Korea Utara. [uh]