AstraZeneca mengatakan telah mengirimkan sekitar 68 juta dosis vaksin COVID-19 selama tiga bulan pertama 2021 setelah vaksin itu menjadi salah satu yang pertama disetujui untuk digunakan secara luas.
Perusahaan obat Inggris-Swedia ini, Jumat (30/4), melaporkan pendapatan sekitar 275 juta dolar dari penjualan vaksin itu, atau setara dengan 4,04 dolar per dosis. AstraZeneca telah berjanji akan mendistribusikan vaksin bukan untuk tujuan meraih keuntungan selama pandemi berlangsung.
Perusahaan itu mengatakan 30 juta dosis vaksin telah masuk ke Uni Eropa, 26 juta ke Inggris, 7 juta ke GAVI, aliansi yang mengelola vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah, dan 5 juta ke sejumlah negara lain.
Vaksin ini dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Oxford, yang melisensikan teknologinya ke AstraZeneca dalam upaya memanfaatkan kapasitas produksi dan distribusi global perusahaan.
Badan-badan pengawas obat di beberapa yurisdiksi, termasuk Inggris, Uni Eropa, dan India telah mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca secara luas. Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) belum menyetujuinya.
Kekhawatiran bahwa vaksin AstraZeneca mungkin terkait dengan kasus pembekuan darah langka telah membuat beberapa negara merekomendasikan agar vaksin ini tidak digunakan pada orang-orang muda. [ab/uh]