Atasi Kekerasan Senjata Api, Departemen Kehakiman AS Gelar Operasi di 5 Kota 

  • Associated Press

Jaksa Agung Merrick Garland mendengarkan presentasi saat mengunjungi Kepolisian Chicago, Kamis, 22 Juli 2021. (Foto: Samuel Corum/Pool via AP))

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), Kamis (22/7), meluncurkan upaya di lima kota untuk mengurangi lonjakan kekerasan senjata api, dengan memberantas perdagangan senjata api ilegal dan menuntut pelanggaran yang membantu penjahat dapat memiliki senjata api.

Operasi pemberantasan perdagangan senjata api akan dilakukan di Chicago, New York, Los Angeles, San Fransisco dan Washington DC. Upaya itu akan mencakup peningkatan penegakan hukum di wilayah-wilayah yang disebut sebagai daerah pemasok atau kota dan negara bagian di mana lebih mudah mendapatkan senjata api. Senjata api tersebut kemudian diperdagangkan ke kota-kota lain yang memiliki undang-undang kepemilikan senjata api yang lebih keras.

Jaksa Agung Merrick Garland mengumumkan inisiatif baru itu dalam kunjungannya ke kantor pusat Biro Urusan Alkohol, Tembakau dan Senjata Api (Bureau of Alcohol, Tobacco, and Firearms/ATF) di Washington DC. Ia juga menyerukan Senat untuk segera mengukuhkan calon kepala ATF, David Shipman, yang diajukan Presiden Joe Biden.

BACA JUGA: Penembak 8 Orang di California Pernah Ungkap Keinginan Lakukan Serangan 

“Dalam upaya kami memerangi kekerasan dengan senjata api, ATF ada di garis depan, dan sangat layak jika badan-badan di garis terdepan ini memiliki seorang direktur," kata Garland.

"Jadi kami sangat berharap agar Senat segera mengukuhkan David Shipman yang sudah dicalonkan sebelumnya, agar ATF memiliki seorang direktur yang sudah dikukuhkan untuk melangsungkan operasi sangat penting ini," imbuhnya.

Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan selain memprioritaskan penanganan kekerasan senjata api, operasi ini juga akan dilibatkan dalam pembagian informasi intelijen dan penuntutan lintas yurisdiksi.

Wayne Garrish, detektif di Kepolisian Metropolitan DC, membahas senjata buatan AR-15 yang disita di pusat komando Biro Alkohol, Tembakau, dan senjata api di Washington DC, Kamis, 22 Juli 2021. (Foto: Jim Lo Scalzo/Pool via AP)

Pihak berwenang juga telah menempatkan agen-agen federal di unit pembunuhan di seluruh departemen kepolisian di Amerika, mengerahkan tambahan analis kejahatan dan sedang menyisir daftar buronan untuk menangkap mereka yang sebelumnya telah mendapat surat perintah penahanan dari negara bagian atau pemerintah federal.

Kejahatan dengan kekerasan – terutama pembunuhan dan penembakan – meningkat di banyak kota di seluruh Amerika, dan pemerintahan Biden berupaya membantu kelompok-kelompok masyarakat yang lumpuh karena jenis kejahatan ini.

“Ini merupakan upaya gabungan antara kantor ATF, FBI, DEA, US Marshall Service – semua yang ada di bawah Departemen Kehakiman, badan-badan penegak hukum, beserta sumber dayanya. Sebagai tambahan, kita meningkatkan dengan pesat program hibah bagi komunitas lokal dan departemen kepolisian lokal," kata Garland.

BACA JUGA: Maraknya Penembakan Massal Picu Ketakutan di AS Jelang Musim Panas

Inisiatif yang diluncurkan minggu ini berbeda dengan upaya pemerintah federal baru-baru ini untuk membatasi kekerasan karena tidak mengirim agen atau jaksa ke kota-kota yang mengalami lonjakan kejahatan. Pejabat Departemen Kehakiman mengatakan operasi kali ini bertujuan untuk melakukan penuntutan, sehingga menjadi upaya jangka panjang untuk memerangi perdagangan senjata api.

Tidak ada undang-undang yang mengatur perdagangan senjata api di tingkat federal, sehingga agen-agen federal seringkali harus bergantung pada undang-undang lain ketika ada kasus di mana tersangka berbohong ketika mengisi formulir pembelian senjata api, untuk menuntut kasus-kasus perdagangan senjata api, atau menghentikan pembelian di tingkat akar rumput. Termasuk mereka yang membeli senjata api secara legal untuk kemudian diberikan kepada mereka yang secara hukum tidak boleh memilikinya.

Para pejabat ini berharap rencana baru tersebut akan membuat jaksa federal lebih memiliki landasan untuk menuntut pelaku dalam kasus kekerasan bersenjata api. [em/lt]