Sejumlah atlet Olimpiade Amerika – dengan menggunakan media sosial – menanggapi pengungkapan para peretas Rusia, yang menunjukkan bahwa mereka dikecualikan untuk menggunakan obat-obatan yang dilarang.
Para peretas merilis informasi rahasia awal pekan ini yang diambil dari arsip medis pesenam Simone Biles, bintang tenis Serena dan Venus Williams dan bintang basket Elena Delle Donne.
Biles – yang meraih medali emas – telah mengakui bahwa ia menggunakan Methylphenidate, sejenis obat perangsang yang digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif ADHD.
Dalam pernyataannya di Twitter, Biles mengatakan ia didiagnosa menderita ADHD ketika masih anak-anak. “Saya percaya bahwa olah raga yang sportif, senantisa mengikuti aturan, dan akan terus bersikap demikian karena olahraga yang sportif penting dan sangat penting bagi saya”.
USA Gymnastic – badan yang membawahi olah raga senam di Amerika – juga mengeluarkan pernyataan di Twitter yang mengatakan “Biles diijinkan untuk dikecualikan dalam penggunaan obat teraputik”, dan bahwa “Biles tidak melanggar aturan uji obat apapun, termasuk dalam Olimpiade di Rio”.
Venus Williams menunjukkan kekecewaannya di Twitter tentang informasi medis pribadinya yang diungkapkan secara terbuka dan menekankan bahwa ia mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Program Anti-Doping Tenis.
“Saya salah seorang pendukung kuat yang mempertahankan integritas tertinggi dalam olahraga kompetitif,” tulisnya.
Sementara Delle Donne – yang masih dalam pemulihan dari operasi karena cedera pada jempol kanannya – memasang pesan humor di Twitter.
“Saya ingin berterima kasih kepada para peretas yang telah membuat dunia tahu bahwa saya secara sah bisa menggunakan obat resep bagi kondisi saya, yang memang telah dikecualikan oleh WADA. Terima kasih ya!," tulisnya merujuk pada Badan Anti-Doping Dunia WADA.
Sementara itu WADA mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kelompok spionase dunia maya “Tsar Team” APT28 – yang juga dikenal sebagai “Fancy Bears” – bertanggungjawab atas peretasan itu. Pakar-pakar forensik komputer telah mengaitkan kelompok itu dengan serangan dunia maya terhadap server Komite Nasional Partai Demokrat dan entitas pemerintah, perusahaan dan LSM.
Tidak satu informasipun yang dirilis kelompok itu yang menunjukkan bukti kesalahan atlet yang terlibat. [em]