Pemimpin demokrasi Burma Aung San Suu Kyi mengunjungi almamaternya, Universitas Oxford di Inggris hari Selasa (19/6).
Kunjungan Aung San Suu Kyi Universitas Oxford merupakan yang pertama kalinya sejak ia kembali ke Burma untuk merawat ibunya yang sakit 24 tahun lalu.
Pemimpin oposisi itu bersekolah di Oxford tahun 1960 dan membina keluarganya di kota universitas Inggris itu sampai tahun 1988. Ia tidak kembali ke Inggris karena takut jika ia meninggalkan Burma, para penguasa negara itu mungkin tidak akan mengizinkan dirinya untuk kembali.
Suu Kyi akhirnya menjadi pemimpin gerakan pro-demokrasi Burma dan menghabiskan sebagian besar dua dekade berikutnya sebagai tahanan dibawah mantan penguasa militer negara itu.
Peraih hadiah Nobel Perdamaian yang merayakan ulang tahun ke-67 nya hari Selasa itu, berpartisipasi dalam diskusi panel di London School of Economics and Political Science sehari sebelumnya. Ia berterima kasih kepada para pendukungnya karena memberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangannya, bersama dengan apa yang ia sebut "keras kepala yang gigih."
Aung San Suu Kyi akan berpidato di hadapan kedua majelis parlemen Inggris hari Kamis (21/6), suatu kehormatan yang biasanya hanya diberikan kepada para kepala negara yang berkunjung ke Inggris.
Pemenang Hadiah Nobel itu akan berpidaro di gedung bersejarah Westminster Hall yang dibangun pada abad ke-11 dan dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron hari Kamis (21/6).
Keduanya bertemu terakhir kali di Burma bulan April lalu, ketika Cameron mengumumkan pencabutan sanksi-sanksi terhadap negara di Asia Tenggara itu setelah negara itu melakukan reformasi politik baru-baru ini.
Pemimpin oposisi itu bersekolah di Oxford tahun 1960 dan membina keluarganya di kota universitas Inggris itu sampai tahun 1988. Ia tidak kembali ke Inggris karena takut jika ia meninggalkan Burma, para penguasa negara itu mungkin tidak akan mengizinkan dirinya untuk kembali.
Suu Kyi akhirnya menjadi pemimpin gerakan pro-demokrasi Burma dan menghabiskan sebagian besar dua dekade berikutnya sebagai tahanan dibawah mantan penguasa militer negara itu.
Peraih hadiah Nobel Perdamaian yang merayakan ulang tahun ke-67 nya hari Selasa itu, berpartisipasi dalam diskusi panel di London School of Economics and Political Science sehari sebelumnya. Ia berterima kasih kepada para pendukungnya karena memberi kekuatan untuk melanjutkan perjuangannya, bersama dengan apa yang ia sebut "keras kepala yang gigih."
Aung San Suu Kyi akan berpidato di hadapan kedua majelis parlemen Inggris hari Kamis (21/6), suatu kehormatan yang biasanya hanya diberikan kepada para kepala negara yang berkunjung ke Inggris.
Pemenang Hadiah Nobel itu akan berpidaro di gedung bersejarah Westminster Hall yang dibangun pada abad ke-11 dan dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron hari Kamis (21/6).
Keduanya bertemu terakhir kali di Burma bulan April lalu, ketika Cameron mengumumkan pencabutan sanksi-sanksi terhadap negara di Asia Tenggara itu setelah negara itu melakukan reformasi politik baru-baru ini.