Australia Evaluasi Pembatasan terkait COVID-19, Namun akan Pertahankan Lockdown

Seorang perawat berbicara dengan seorang pasien COVID-19 di rumah sakit Mount Barker, Adelaide, Australia (foto: dok).

Sebagian pembatasan ketat terkait virus corona di Australia akan ditinjau dalam beberapa minggu ini karena kurva infeksi baru terus melandai. Di Australia terdapat lebih dari 6.360 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Enam puluh satu orang telah meninggal akibat virus itu.

Para pejabat mengatakan Australia berada dalam posisi yang baik dalam perang melawan COVID-19 karena memberlakukan aturan jarak sosial yang ketat, pengujian massal dan menutup perbatasannya, tetapi mereka memperingatkan akan bahaya terlalu cepat berpuas diri dan memperingatkan bahwa gelombang kedua infeksi bisa terjadi seperti di Jepang dan Singapura.

Polisi menjatuhkan denda terhadap warga Australia yang melanggar perintah untuk tidak bepergian selama Paskah. Sebagian masyarakat juga mengeluhkan tindakan polisi yang dianggap terlalu keras, dan sebagian hukuman telah ditarik kembali untuk orang-orang yang bersepeda gunung (melakukan kegiatan gowes di pegunungan), memasang foto liburan mereka di media sosial, dan seorang remaja yang belajar mengemudi di saat lockdown ini.

BACA JUGA: Polisi Australia Sita Bukti Terkait Sumber Terbesar Penularan Corona

New South Wales, negara bagian terpadat penduduknya, telah mengalami penurunan besar dalam infeksi virus corona selama liburan Paskah. Lebih dari 150.000 tes telah dilakukan di New South Wales, sekitar 50 persen dari seluruh tes secara nasional.

Perdana Menteri Negara Bagian Gladys Berejiklian berbicara tentang upaya pemeriksaan itu, “Minggu ini, para pejabat kesehatan kami akan meningkatkan pengujian, dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka karena di New South Wales kami berhasil menguji dua kali lipat dibandingkan jumlah tes di negara bagian tetangga. Jadi, kami tahu bahwa kami melakukan tes – rejimen pengujian yang tinggi, tetapi juga pelacakan kontak. Jadi, setelah seseorang dinyatakan positif, kami mampu menghubunginya dan melacak orang-orang yang pernah berhubungan dengannya sehingga memungkinkan kami untuk mengontrol penyebaran, mengurangi penyebaran, dan saya ingin berterima kasih kepada semua yang terlibat dalam upaya tersebut.”

Keberhasilan mempelambat penyebaran COVID-19 telah menimbulkan harapan bahwa sebagian pembatasan wilayah mungkin akan segera dicabut.

Para pejabat kesehatan mengatakan masih terlalu dini untuk mengendurkan sebagian aturan jaga jarak sosial, termasuk penutupan bar, toko, dan kafe.

Namun, situasinya akan ditinjau dalam beberapa minggu mendatang. Pemerintah mengatakan sedang membuat rencana untuk secara bertahap membuka kembali bisnis dan sekolah.

Tetapi pengenduran pembatasan besar-besaran mungkin tidak akan terjadi sampai September, setelah musim dingin dan musim flu di Australia berlalu.

Dampak virus corona terhadap ekonomi Australia sudah parah.

Departemen keuangan di Canberra memperkirakan tingkat pengangguran akan berlipat ganda pada bulan Juni menjadi 10 persen – yang tertinggi dalam hampir tiga dekade.

Paket-paket stimulus dan penyelamatan pekerjaan yang sangat besar, senilai 10 persen PDB, telah diumumkan karena roda perekonomian Australia, yang pernah dikenal sebagai “keajaiban Australia” kini terhenti. [lt/jm]