Setelah menimbulkan kerusakan cukup hebat di Korea Selatan, badai Bavi akhirnya mendarat di Korea Utara, Kamis pagi (27/8).
Belum ada laporan resmi mengenai kerugian fisik baik di Korea Selatan maupun Korea Utara. Di Korea Selatan, banyak rumah, jalan, dan bangunan lainnya mengalami kerusakan. Aliran listrik ke lebih dari 1.600 rumah dilaporkan terputus.
Lebih dari 430 penerbangan domestik keluar dan masuk Jeju dan Busan dibatalkan Kamis pagi (27/8). Sejumlah layanan kereta juga terpaksa belum dipulihkan. Taman-taman ditutup dan kegiatan berlayar masih dilarang.
Badan Meteorologi Korea Selatan mengatakan, angin kencang masih akan terjadi di kawasan metropolitan Seoul, Kamis (27/8), meski badai itu sudah bergerak ke Korea Utara.
BACA JUGA: Korut, Korsel Bersiap Hadapi Badai HebatDengan kecepatan angin maksimum 133 kilometer per jam, Bavi menghantam sebuah kawasan yang terletak sekitar 70 kilometer dari barat daya Pyongyang.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengatakan, pemimpin negara itu, Kim Jong Un, pada rapat partai, Selasa (25/8), sempat menyerukan persiapan secara saksama untuk meminimalkan jumlah korban dan kerusakan akibat badai itu. Namun hingga berita ini diturunkan belum diketahui seberapa efektif persiapan yang dilakukan Korea Utara dalam menghadapi badai itu.
Bavi menghantam Korea Utara sewaktu negara itu masih kesulitan memulihkan diri setelah berpekan-pekan menghadapi hujan lebat yang mengakibatkan banjir. Banjir tersebut menghancurkan banyak rumah dan ladang-ladang pertanian sehingga memperparah situasi ekonomi yang buruk akibat sanksi-sanksi ekonomi terkait program nuklirnya dan wabah virus corona. [ab/uh]