Dalam jurnal Science and Geophysical Research Letters, satu tim ilmuwan mengatakan mereka menggunakan data dari misi pesawat antariksa MAVEN untuk mencapai kesimpulan bahwa lapisan atmosfir planet Mars terus terkikis.
MAVEN atau Mars Atmosphere and Volatile Evolution adalah misi pesawat tak berawak yang dikirim Badan Antariksa Amerika (NASA) untuk mempelajari atmosfir Mars sambil mengorbit planet merah itu. Misi itu diluncurkan tahun 2013.
John Grunsfeld adalah seorang astronot dan pejabat pada Direktorat Misi Sains NASA di Washington.
Ia mengatakan “Mars tampaknya pernah memiliki atmosfir tebal yang cukup hangat untuk mendukung kehadiran air, bahan yang penting bagi kehidupan. Pemahaman tentang apa yang terjadi pada atmosfir Mars akan membuat kita mengerti dinamika dan evolusi atmosfir di planet manapun. Mempelajari apa yang mengakibatkan perubahan pada lingkungan sebuah planet - dari sebelumnya bisa menjadi habitat mikroba menjadi tidak bisa - amatlah penting dan merupakan satu pertanyaan utama yang ingin dijawab NASA lewat misinya ke planet Mars.”
Para periset juga mengatakan erosi pada atmosfir Mars “meningkat besar” ketika terjadi badai matahari.
Data dari pesawat antariksa MAVEN mengindikasikan angin badai matahari mengikis sekitar 100 gram atmosfir Mars per detik. Hal ini, kata mereka, “tampaknya merupakan proses penting yang mengubah iklim Mars.”
Badai matahari adalah arus proton dan elektron yang bergerak dengan kecepatan 1,6 juta kilometer per detik.
Bruce Jakosky adalah penyidik utama MAVEN di Universitas Colorado di Boulder.
Menurut Jakosky, “Sama dengan jika orang mencuri uang receh sedikit demi sedikit, lama-lama kerugiannya menjadi cukup besar. Kami melihat bahwa erosi atmosfir di Mars meningkat ketika terjadi badai matahari, jadi kami berpendapat laju erosinya pasti lebih besar miliaran tahun lalu ketika matahari masih muda dan lebih aktif.”
Beberapa misi ke Mars baru-baru ini menunjukkan bahwa planet itu pernah mengandung banyak air dalam bentuk cair, karena atmosfirnya masih padat daripada saat ini, yang dingin dan tipis. [th/ii]
Berikut video tentang kajian tersebut: