Badai Matthew tetap Jadi Ancaman di AS Bagian Timur

Dua pekerja berusaha memperbaiki jaringan listrik yang rusak akibat badai Matthew melanda Lumberton, North Carolina, Selasa (11/10).

Banjir dari badai Matthew tetap merupakan ancaman Selasa (11/10) di Amerika bagian timur, sementara korban tewas terus bertambah di Karibia.

Haiti, negara yang paling terpukul, hari Selasa (11/10) memasuki hari berkabung nasional yang ketiga dan terakhir. Korban tewas resmi beragam, dari sekitar 400 sampai lebih dari 1.000. Banyak daerah di negara itu tetap sulit dijangkau.

Selasa pagi, korban tewas di Amerika mencapai 27. Ratusan ribu penduduk tetap tanpa listrik, dan situasi bisa memburuk karena sungai- sungai meluap menimbulkan banjir.

Di North Carolina, helikopter dan perahu penyelamat mengangkut penduduk ke tempat aman setelah tanggul bobol di dekat kota Lumberton, menurut Gubernur Pat McCrory.

Lima belas dari 27 kematian terjadi di North Carolina - semua kecuali satu dari mereka terkait kendaraan bermotor.

"Jangan coba menerobos air banjir," Gubernur McCrory memberikan peringatan kepada para pengendara mobil North Carolina pada jumpa pers Selasa pagi.

"Lebih dari 10 orang tewas karena melakukan itu. Kami tidak main-main dan tidak ingin menghadapi risiko untuk menyelamatkan orang yang mencoba menerobos banjir."

Puluhan sungai dan pengukur aliran air masih menunjukkan keadaan banjir di Carolina dan Virginia, dan lima lokasi di North Carolina selalu tinggi, menurut Jawatan Cuaca Nasional.

Presiden Barack Obama hari Senin memaklumkan keadaan darurat di North Carolina. Ini membuat pemerintah Federal menyediakan dana untuk membantu penduduk yang terkena akibat badai dan banjir itu di 10 kabupaten di sana.

Badai Matthew, yang mereda setelah meninggalkan pantai Atlantik, adalah badai yang paling kuat yang menerpa pesisir timur Amerika Serikat dalam hampir satu dekade, dan salah satu badai besar yang paling lama menurut catatan. [sp]