Algerian Ihcene Human Voluntary Association menawarkan hidangan Ramadan gratis disertai dengan kejutan. Disajikan di restoran Dar El Moulouk, Aljir, yang dipinjamkan kepada asosiasi itu secara cuma-cuma, Chef Redouane, yang bekerja di sebuah perusahaan multinasional, datang setiap hari bersama dengan para sukarelawan lainnya untuk memasak hidangan panas.
“Hari ini kami memasak Hrira, sup Maroko dengan daging ayam dan daging sapi. Ini saus kuskus Maroko dengan daging ayam dan daging sapi," katanya.
Redouane menjelaskan, hidangan itu dibuat dari bahan-bahan yang berkualitas.
Ketika ditanya mengapa ia melakukan pekerjaan memasak dengan sukarela, koki berusia 55 tahun itu menjawab, "Kami di sini untuk memuaskan orang-orang lain, kami ingin orang-orang merasa nyaman. Ini seperti restoran. Sebagian orang tidak mampu makan di restoran dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga setidaknya sewaktu mereka datang ke sini setahun sekali, mereka merasa nyaman. Kami melayani mereka. Mereka makan apa saja yang mereka inginkan dan kami memberi tambahan bagi mereka yang ingin lebih banyak. Alhamdulillah.”
Sementara itu, seorang perempuan berusia 64 tahun, Djamila, mengemukakan alasannya menjadi sukarelawan di sana.
"Saya di sini untuk melayani asosiasi amal ini. Kami meninggalkan rumah untuk memasak bagi mereka yang tidak mampu. Begitu banyak orang miskin dan semua yang datang untuk makan di sini merasa seperti di rumah sendiri," katanya.
Samia, seorang sukarelawan lainnya yang berusia 62 tahun sependapat dengan Djamila.
"Kami menyiapkan makanan untuk orang-orang miskin agar mereka merasa seperti bersama keluarga mereka. Kami meninggalkan rumah kami untuk memberitahu mereka bahwa kita semua sama dan bersama-sama. Kami bekerja dalam bulan suci Ramadan ini," katanya.
Asosiasi Ihcene, yang menyajikan 250 hidangan per hari untuk orang-orang yang membutuhkan dan mereka yang bekerja jauh dari rumah, berupaya keras untuk menciptakan suasana sebuah restoran mewah.
"Ini prakarsa sukarela. Kami membuat hidangan lezat yang Anda lihat ini khususnya untuk membuat orang-orang merasa seperti berada di dalam restoran sungguhan dengan hidangan sungguhannya. Orang-orang sekaran gini tidak mampu membeli hidangan kuskus yang lezat dengan semua bahan berkualitasnya. Seperti yang Anda lihat, kami membuatnya dengan buah prem dan kismis," kata Presiden Asosiasi Ihcene Souad Chikhi.
Suasana hangat yang diciptakan Ihcene menarik banyak pengunjung. Sembari menikmati makanannya, Hassan, seorang pengunjung yang berusia 23 tahun mengatakan,
BACA JUGA: Pemuda Kristiani Senegal Pasok Makanan Berbuka Puasa"Kami datang ke sini dan menyukai makanannya. Kami merasa seperti di rumah sendiri. Makanannya lezat dan mereka melayani kami dengan baik. Kami berterima kasih kepada mereka atas prakarsa ini dan Ramadan yang menyenangkan," ujarnya.
Ihcene bergiat sepanjang tahun dan juga mengumpulkan sumbangan berupa uang. Mereka juga menerima donasi lainnya yang kemudian digunakan antara lain untuk membagikan sembako selama bulan Ramadan. [uh/ab]