Taliban kini berkuasa di negara itu, namun tidak ada pemerintah yang terpusat di sana. Badan-badan PBB mengatakan, itu bermasalah. Tetapi mereka mencatat, telah berbicara dengan Taliban dan kelompok lain selama beberapa dasawarsa tentang menjangkau rakyat yang membutuhkan bantuan.
Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Jens Laerke mengatakan, ia percaya pengalaman akan memungkinkan badan-badan bantuan itu mendapat sambutan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi penyelamatan hidup rakyat di sana.
“Tentara AS telah pergi tetapi PBB tetap tinggal di sana, dan kami berjanji untuk tetap tinggal. Itulah yang kami katakan sejak awal, dan yang kami lakukan. Kami hanya mengingatkan Anda, kami telah mengirim bantuan kemanusiaan kepada sekitar delapan juta orang tahun ini saja. Jadi, saya pikir itu sebuah angka yang menunjukkan bahwa kamibenar-benar tetap berada di sana,” ujarnya.
PBB bertujuan membantu 16 juta orang tahun ini, termasuk 3,5 juta orang yang terpaksa mengungsi karena konflik. Namun PBB mengakui itu tidak mungkin karena baru menerima 39 persen dari permintaan bantuan kemanusiaan bernilai $1,3 miliar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berhasil mengirim 12,5 ton pasokan medis ke bandara Mazar-i-Sharif di Afghanistan, hari Senin. Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan, masih banyak yang dibutuhkan.
BACA JUGA: Sekjen NATO Bertekad Tak Akan Lupakan Warga AfghanistanHarris mengatakan, WHO merencanakan dua pengiriman udara berikutnya pekan ini dari pusat logistik WHO di Dubai. Pihaknya juga sedang menjajagi pilihan lain untuk bisa mengirim lebih banyak ke negara itu.
“Cakupan pelayanan yang akan terdampak antara lain, imunisasi untuk anak, USG, perawatan setelah melahirkan, dan persalinan bagi ibu hamil. Perawatan bagi yang kekurangan gizi dan pusat perawatan COVID serta layanan penting lainnya juga akan terpengaruh. Diperkirakan penutupan setiap 50 sarana kesehatan bisa menyebabkan kematian lima perempuan lagi dan 58 lebih banyak anak balita setiap hari,” kata Harris.
Your browser doesn’t support HTML5
Badan-badan bantuan mengatakan, kecemasan atas tragedi yang telah berlangsung di Afghanistan kini tidak terlihat lagi, setelah evakuasi dengan pesawat udara keluar dari Kabul berakhir.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi memperingatkan, krisis kemanusiaan yang jauh lebih besar baru dimulai. Ia mendesak agar negara-negara membuka perbatasan mereka untuk warga Afghanistan yang melarikan diri dari penganiayaan dan konflik serta bagi yang membutuhkan perlindungan internasional. [ps/jm]