Sebuah lembaga Amerika Serikat, pada Minggu (24/11), mengatakan bahwa mereka sedang meninjau dampak tuduhan penyuapan yang dilayangkan oleh Departemen Kehakiman (DOJ) terhadap pendiri Adani Group India. Badan tersebut, dalam perjanjian sebelumnya, meminjamkan lebih dari US$550 juta untuk pembangunan pelabuhan di Sri Lanka yang didukung oleh grup Adani itu.
Lembaga AS tersebut, International Development Finance Corp (DFC), pada November lalu mengatakan akan menyediakan $553 juta dalam pembiayaan proyek terminal pelabuhan di Kolombo, ibu kota Sri Lanka. Proyek itu sebagian dimiliki oleh Adani Group.
Jaksa federal di New York, pada Rabu (20/11), mengumumkan bahwa Gautam Adani, miliarder pendiri Adani Group, dan tujuh orang lainnya telah didakwa atas tuduhan membayar suap sekitar $265 miliar kepada pejabat-pejabat pemerintah India untuk mendapatkan kontrak yang diperkirakan membuahkan laba $2 miliar dalam 20 tahun. Perusahaan itu juga mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India.
BACA JUGA: Sumber: Bank-bank Global Pertimbangkan Setop Pinjam Baru untuk Adani"DFC mengetahui tuduhan terbaru yang terkait Adani dan secara aktif sedang mempelajari konsekuensinya sehubungan dengan pengumuman DOJ baru-baru ini," kata seorang pejabat di DFC dalam pernyataan.
"Kami berkomitmen memastikan proyek-proyek dan mitra-mitra kami menjunjung tinggi standar integritas dan kepatuhan tertinggi," imbuhnya.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa belum ada dana yang dicairkan berdasarkan komitmen pinjaman yang terjalin.
Kantor berita Bloomberg News pertama kali melaporkan berita tentang DFC itu pada Minggu. Adani Group belum menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja reguler pada Minggu.
Adani Group menyatakan bahwa tuduhan Departemen Kehakiman serta tuduhan Komisi Sekuritas dan Bursa AS dalam kasus perdata paralel adalah "tidak berdasar dan dibantah." Pihaknya mengatakan bahwa perusahaan itu akan mengupayakan "semua upaya hukum yang memungkinkan." [ka/lt]