Badan Pengawas Obat Uni Eropa akan Percepat Izin Pill COVID-19 Merck

Pil untuk pengobatan COVID-19 yang disebut molnupiravir dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP, tampak dalam foto yang dirilis oleh Merck pada 17 Mei 2021. (Foto: Merck & Co Inc/Handout via Reuters)

Badan Pengawas Obat-obatan Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA), pada Kamis (4/11) mengatakan akan mempercepat peninjauan pil COVID-19 dari perusahaan farmasi Amerika Serikat, Merck. Pada hari yang sama, Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan pil tersebut.

Dalam penjelasan singkat kepada wartawan dari kantor pusat EMA di Den Haag, Marco Cavaleri, kepala strategi vaksin EMA, belum bisa memberikan batas waktu untuk persetujuan akhir obat yang dikenal sebagai molnupiravir itu.

BACA JUGA: WHO: Eropa Kini Episentrum Pandemi COVID-19

Ia mengatakan EMA siap memberikan saran kepada masing-masing negara anggota Uni Eropa sehingga mereka bisa menyediakan pil itu untuk penggunaan darurat sebelum EMA memberi izin pemakaian.

EMA menyampaikan pengumuman itu ketika Direktur Organisasi Kesehatan Dunia WHO Untuk Eropa mengatakan Eropa, yang kini mengalami lonjakan kasus COVID-19, sekarang menjadi pusat pandemi.

Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris pada Kamis pagi menyetujui pengobatan oral tersebut. Menteri Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris Sajid Javid menyebutnya sebagai "hari bersejarah" bagi negara itu, di mana Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan obat anti virus untuk mengobati COVID-19 yang dapat ditemui di apotek-apotek di negara itu.

Sebelumnya, pengobatan untuk penderita COVID-19 hanya bisa diberikan melalui infus.

BACA JUGA: Anak-Anak Usia 5-11 di AS Mulai Divaksinasi COVID

Di Amerika Serikat, Badan Pangan dan Obat-obatan (FDA) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum dijadwalkan untuk mempertimbangkan persetujuan obat sampai akhir November.

Bulan lalu, ketika Merck pertama kali menawarkan obat untuk ditinjau, koordinator respon Gedung Putih untuk urusan virus corona, Jeff Zients, mengatakan pemerintah AS telah bersiap untuk membeli 1,7 juta dosis pil, dengan opsi jumlah lebih besar jika memang diperlukan. [my/em]