Menurut badan pengungsi PBB, UNHCR, sangat sulit membantu pengungsi Suriah yang jumlahnya kian banyak meninggalkan negaranya setiap hari.
JENEWA —
Badan pengungsi PBB, UNHCR, meningkatkan operasi bagi para pengungsi Suriah, sementara krisis terus bertambah. Menurut badan PBB tersebut, sangat sulit membantu jumlah penduduk yang kian banyak meninggalkan Suriah ke negara-negara di sekitarnya. Wartawan VOA, Lisa Schlein, melaporkan dari markas UNHCR di Jenewa.
UNHCR mengatakan sedang memperluas pendaftaran dan bantuan bagi ribuan warga Suriah yang melarikan diri ke negara-negara tetangga setiap hari. Tetapi memperingatkan, UNHCR tidak akan mampu mempertahankan programnya yang ambisius itu untuk jangka waktu lama tanpa pendanaan dari komunitas internasional.
Sebulan lalu, PBB minta dana $1,1 miliar untuk membantu pengungsi Suriah di kawasan itu tahun ini. UNHCR mengungkapkan hanya menerima 18 persen dana yang dibutuhkan untuk membantu jumlah pengungsi yang kian bertambah di kawasan itu.
Dikatakan, staf UNHCR di Libanon rata-rata mendaftarkan 1.500 pengungsi per hari, dan sedang meningkatkan kemampuannya untuk merespon kebutuhan yang kian bertambah.
Para pekerja bantuan di Yordania mulai mempercepat program pendaftaran di ibukota Amman hari Selasa. Jurubicara UNHCR, Adrian Edwards, mengutarakan, tujuannya adalah untuk memproses hingga 1.400 warga Suriah per hari. Menurutnya, jumlah ini akan bertambah setelah pusat pendaftaran di Irbid, di Yordania utara, mulai beroperasi.
“Kamp Za’atri mengalami peningkatan amat besar dalam jumlah pengungsi yang datang. 8.821 pengungsi Suriah menyeberang perbatasan dalam lima hari belakangan ini. Para pengungsi telah berdatangan siang dan malam, menandai perubahan dari pola-pola kedatangan sebelumnya. Lebih dari 21 ribu pengungsi telah menyeberang ke Yordania sejak awal bulan ini. Gelombang kedatangan baru melaporkan, penduduk kelabakan mencari tempat yang aman,” kata Edwards.
Edwards mengungkapkan, 7.700 keluarga pengungsi di Yordania menerima santunan uang tunai. Jumlah ini 60 persen lebih banyak dari bulan November. Tetapi, karena kekurangan dana, ujar Edwards, UNHCR tidak mampu menolong 8.523 keluarga yang semestinya menerima bantuan uang tunai bulan ini.
Sebanyak 80 persen pengungsi Suriah hidup di daerah-daerah urban. Jadi, bantuan uang tunai sangat mereka perlukan, yang menurut Edwards, memungkinkan keluarga-keluarga itu membayar kebutuhan pokok mereka, seperti sewa rumah.
Dari lebih 73 ribu pengungsi Suriah yang kini terdatar di Iraq, menurut Edwards, lebih dari separuh tinggal di kamp-kamp pengungsi, dan 35 persen tinggal di daerah-daerah perkotaan. Ditambahkan, wanita dan anak-anak mencapai lebih dari separuh populasi pengungsi Suriah.
Edwards mengutarakan, pemerintah Turki saat ini menampung lebih dari 156.800 pengungsi di 15 kamp di tujuh propinsi. Analisis data UNHCR mencatat, dari 278 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar di Yordania, Libanon, Iraq dan Mesir, lebih dari separuh adalah anak-anak. Menurut data tersebut, satu dari lima keluarga, dikepalai oleh perempuan, dan hampir 90 persen pengungsi tersebut tiba tahun lalu.
UNHCR mengatakan sedang memperluas pendaftaran dan bantuan bagi ribuan warga Suriah yang melarikan diri ke negara-negara tetangga setiap hari. Tetapi memperingatkan, UNHCR tidak akan mampu mempertahankan programnya yang ambisius itu untuk jangka waktu lama tanpa pendanaan dari komunitas internasional.
Sebulan lalu, PBB minta dana $1,1 miliar untuk membantu pengungsi Suriah di kawasan itu tahun ini. UNHCR mengungkapkan hanya menerima 18 persen dana yang dibutuhkan untuk membantu jumlah pengungsi yang kian bertambah di kawasan itu.
Dikatakan, staf UNHCR di Libanon rata-rata mendaftarkan 1.500 pengungsi per hari, dan sedang meningkatkan kemampuannya untuk merespon kebutuhan yang kian bertambah.
Para pekerja bantuan di Yordania mulai mempercepat program pendaftaran di ibukota Amman hari Selasa. Jurubicara UNHCR, Adrian Edwards, mengutarakan, tujuannya adalah untuk memproses hingga 1.400 warga Suriah per hari. Menurutnya, jumlah ini akan bertambah setelah pusat pendaftaran di Irbid, di Yordania utara, mulai beroperasi.
“Kamp Za’atri mengalami peningkatan amat besar dalam jumlah pengungsi yang datang. 8.821 pengungsi Suriah menyeberang perbatasan dalam lima hari belakangan ini. Para pengungsi telah berdatangan siang dan malam, menandai perubahan dari pola-pola kedatangan sebelumnya. Lebih dari 21 ribu pengungsi telah menyeberang ke Yordania sejak awal bulan ini. Gelombang kedatangan baru melaporkan, penduduk kelabakan mencari tempat yang aman,” kata Edwards.
Edwards mengungkapkan, 7.700 keluarga pengungsi di Yordania menerima santunan uang tunai. Jumlah ini 60 persen lebih banyak dari bulan November. Tetapi, karena kekurangan dana, ujar Edwards, UNHCR tidak mampu menolong 8.523 keluarga yang semestinya menerima bantuan uang tunai bulan ini.
Sebanyak 80 persen pengungsi Suriah hidup di daerah-daerah urban. Jadi, bantuan uang tunai sangat mereka perlukan, yang menurut Edwards, memungkinkan keluarga-keluarga itu membayar kebutuhan pokok mereka, seperti sewa rumah.
Dari lebih 73 ribu pengungsi Suriah yang kini terdatar di Iraq, menurut Edwards, lebih dari separuh tinggal di kamp-kamp pengungsi, dan 35 persen tinggal di daerah-daerah perkotaan. Ditambahkan, wanita dan anak-anak mencapai lebih dari separuh populasi pengungsi Suriah.
Edwards mengutarakan, pemerintah Turki saat ini menampung lebih dari 156.800 pengungsi di 15 kamp di tujuh propinsi. Analisis data UNHCR mencatat, dari 278 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar di Yordania, Libanon, Iraq dan Mesir, lebih dari separuh adalah anak-anak. Menurut data tersebut, satu dari lima keluarga, dikepalai oleh perempuan, dan hampir 90 persen pengungsi tersebut tiba tahun lalu.