Seorang jurubicara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berbasis di Wina mengatakan badan tersebut telah menerima undangan hari Jumat, pada hari yang sama Pyongyang mengumumkan akan meluncurkan satu roket yang membawa satu satelit.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya mendukung semua usaha IAEA untuk memperoleh akses ke Korea Utara. Tetapi, jurubicara Victoria Nuland menambahkan bahwa Washington menganggap peluncuran satelit itu suatu pelanggaran bukan hanya kewajiban Korea Utara untuk PBB, tetapi juga janjinya kepada Amerika Serikat.
Bulan lalu, Korea Utara setuju menghentikan pengolahan uranium dan mengizinkan kembalinya inspektur PBB sebagai imbalan bantuan pangan yang sangat dibutuhkan.
Dalam pengumuman bersama setelah pembicaraan dengan Amerika Serikat, Pyongyang juga menjanjikan penangguhan pengembangan nuklirnya dan percobaan misil jarak jauh.
Korea Utara telah menolak tekanan internasional agar jangan melakukan peluncuran itu, dengan mengatakan Korea Utara mempunyai hak yang syah sebagai negara berdaulat untuk menempatkan di orbit satelit ilmiah.
Korea Utara juga mengatakan peluncuran bulan depan, yang bertepatan dengan ulang tahun ke-100 kelahiran pendiri Korea Utara, mendiang presiden Kim Il Sung, sesuai dengan peraturan internasional yang mengatur peluncuran satelit untuk tujuan ilmiah yang damai.