Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya hari Kamis (7/7), yang memicu pencarian pemimpin baru sebagai PM Inggris.
Proses untuk mencari pengganti Johnson: Kandidat yang mengajukan diri mungkin banyak, dan harus dicalonkan oleh anggota parlemen Konservatif lainnya.
Berapa banyak nominasi yang mereka perlukan akan ditentukan oleh panitia yang bertanggung jawab menjalankan pemilihan itu. Pada tahun 2019 jumlah kandidat ditingkatkan menjadi delapan nominasi untuk mempercepat proses.
Setelah itu, anggota parlemen Konservatif mengadakan beberapa putaran pemungutan suara untuk mempersempit pilihan. Setiap kali mereka diminta untuk memilih calon favorit mereka dalam pemungutan suara rahasia, dan kandidat dengan suara paling sedikit disisihkan.
BACA JUGA: PM Inggris Boris Johnson Setuju Mengundurkan DiriProses ini diulang sampai dua calon yang tersisa. Pemungutan suara sebelumnya diadakan setiap Selasa dan Kamis, tetapi parlemen akan istirahat musim panas selama enam minggu pada 21 Juli, sehingga prosesnya mungkin harus dipercepat.
Dua kandidat terakhir kemudian dimasukkan ke dalam surat suara dan dikirim kepada para anggota Partai Konservatif yang lebih luas, dan pemenangnya ditunjuk sebagai pemimpin baru.
Pemimpin partai dengan kekuasaan mayoritas di House of Commons adalah perdana menteri de facto (mutlak). Ia tidak harus mengadakan pemilihan segera, tetapi mempunyai wewenang untuk melakukannya. [ps/jm]