Bali Alami Kelangkaan Oksigen

Para polisi menjaga distribusi oksigen di tempat isi ulang di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Mengwi, Badung, Bali, 22 Juli 2021. (Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto via Reuters

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengatakan provinsi itu mengalami kelangkaan oksigen bagi para pasien COVID-19 sementara jumlah kasus melonjak.

Bali dan Jawa serta 15 kabupaten/kota lain sedang menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan berakhir Minggu (25/7). Pemerintah sedang mempertimbangkan apakah akan memperpanjangnya atau tidak.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya, mengatakan, seperti dikutip oleh kantor berita Antara, Jumat (23/7), "Ada krisis oksigen di Bali."

Menurut data resmi, Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, telah mencatat lebih dari 3 juta orang terinfeksi virus corona dan 80.598 meninggal. Penyebaran itu, yang disebabkan oleh varian Delta, belum memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti.

Organisasi riset Our World in Data mengatakan Indonesia memiliki tingkat kematian tiga kali lebih tinggi dari rata-rata global.

Terdapat perdebatan sengit mengenai pembatasan terkait virus corona. Pakar kesehatan mengatakan terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan di tengah lonjakan infeksi. Namun, kelompok-kelompok bisnis memperingatkan akan PHK massal apabila pembatasan tak dilonggarkan.

Suarjaya mengatakan para pasien di Bali mebutuhkan 113,3 ton oksigen pada Kamis (22/7), sedangkan rumah sakit-rumah sakit hanya punya 40,5 ton. Dia tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai komentar pada Sabtu (24/7)

Kelangkaan oksigen juga terjadi di Jawa. Pemerintah telah mulai mengimpor pasokan oksigen dari negara-negara seperti AS dan China. [vm/ft]