Bandara Solo Gelar Simulasi Serangan Terorisme

  • Yudha Satriawan

Simulasi di Bandara Adi Soemarmo Solo dengan tim medis khusus memeriksa kondisi penumpang yang terjangkit virus menular mematikan (23/3). (VOA/Yudha Satriawan)

Bandara Adi Soemarmo Boyolali menggelar simulasi antisipasi terorisme. Skenario simulasi dari bioterorisme hingga penyanderaan dan peledakan oleh kelompok teroris.

Bandara Adi Soemarmo menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat penerbangan. Rentetan tembakan dan ledakan terdengar di dalam kompleks Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Rabu sore (23/3).

Sekelompok orang bersenjata menyandera petugas bandara. Mereka merangsek masuk di tengah penjagaan ketat aparat keamanan. Sementara di ruang tunggu penumpang, sejumlah orang mencoba membakar properti gedung bandara dan membuat huru-hara.

Mereka ditangkap petugas keamanan bandara. Pasukan khusus TNI AU masuk dan melumpuhkan kelompok teroris. Para sandera diselamatkan.

Direktur Operasional PT Angkasa Pura 1, Wendo Asrul Rose, mengatakan simulasi ini untuk melatih kesiapan personel di bandara dalam mengantisipasi kondisi darurat. Menurut Wendo, peristiwa terorisme di Bandara Belgia dan negara lain menjadi pelajaran bagi bandara-bandara di Indonesia, termasuk 13 bandara komersial yang dikelola PT Angkasa pura 1.

“Kita selalu lakukan antisipasi, termasuk kerjasama dengan TNI AU. Kalau kita lihat kejadian terorisme di Bandara Brussel Belgia dan Bandara di Inggris, proses ancaman terorisme itu terjadi di area check in, selama ini hanya 10-20 persen saja calon penumpang yang terscreening profilnya melalui X-Ray secara random, barang bawaan penumpang ter-screening di belakang," ujarnya.

"Nah, sistem ini akan kita pindahkan lagi ke depan, memakai X-Ray, sebelum masuk ke area check in. Ini untuk seluruh bandara di lingkup Angkasa Pura 1, langkah ini untuk mengantisipasi aksi terorisme.”

Sementara itu, General Manager Bandara Adi Soemarmo, Abdullah Usman mengatakan selain antisipasi terorisme, juga dilakukan simulasi skenario antisipasi penyebaran virus menular mematikan dalam penerbangan.

“Setiap bandara itu harus menguji personel, sistem, dan peralatannya, kita lakukan rutin dua tahun sekali. Diskenariokan ada pesawat dari Timur Tengah yang ternyata membawa satu penumpang positif terjangkit virus MERS CoV," ujarnya.

"Ketika pesawat akan mendarat, mengalami kerusakan dan akhirnya mendarat darurat dan terbakar. Di momen inilah, personel bandara diuji bagaimana melakukan penyelamatan penumpang beserta kru kabin dan upaya mengantisipasi penyebaran virus mematikan yang dialami seorang penumpang.”

Latihan yang digelar di Bandara Adi Soemarmo ini termasuk simulasi skala besar yang terdiri dari simulasi penanganan kecelakaan pesawat, pengamanan antisipasi aksi terorisme, dan sebagainya.

Simulasi ini melibatkan sekitar 900 personel dari berbagai instansi antara lain, keamanan bandara, maskapai penerbangan, badan SAR, Kantor Kesehatan Pelabuhan, TNI AU, dan pemadam kebakaran.

Sebagaimana diketahui, aksi terorisme terjadi di Bandara Zaventem dan stasiun kereta api Maelbeek Brussels Belgia kemarin. Peristiwa ini menewaskan setidaknya 34 orang.

Kementerian Luar Negeri menyatakan ada tiga WNI yang menjadi korban aksi terorisme tersebut. Kelompok militan Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi terorisme ini. Tragedi di Belgia ini hanya berselang empat hari setelah penangkapan Salah Abdeslam yang menjadi tersangka dalam kasus teror di Paris Perancis beberapa waktu lalu. [uh]