Kebakaran di pabrik Smart Export Garment di ibukota Dhaka hari Sabtu (26/1) terjadi hanya dua bulan setelah kebakaran hebat di sebuah pabrik garmen lainnya menewaskan 112 pekerja.
Pemerintah Bangladesh telah memerintahkan diadakan penyelidikan tentang tuduhan bahwa satu-satunya pintu darurat di sebuah pabrik garmen yang terbakar telah dikunci, sehingga tujuh pekerja perempuan tewas terbakar hari Sabtu (26/1).
Kebakaran di pabrik Smart Export Garment itu terjadi hanya dua bulan setelah kebakaran hebat di sebuah pabrik garmen lainnya menewaskan 112 pekerja, kebanyakan perempuan. Pintu-pintu darurat dalam pabrik itu juga kedapatan terkunci sehingga para pekerja tidak bisa keluar gedung.
Kira-kira 4.000 pabrik garmen beroperasi di Bangladesh, membuat pakaian jadi dengan merek-merek internasional. Penjualan garmen buatan Bangladesh itu mendatangkan kira-kira 20 milyar dolar per tahun, atau sekitar 80 persen pendapatan dari seluruh ekspor negara itu.
Kondisi kerja di pabrik-pabrik garmen itu biasanya sangat buruk dan sejak tahun 2006 sedikitnya 500 orang tewas karena kecelakaan atau kebakaran. Para aktivis HAM mengatakan, pemilik pabrik jarang yang diusut karena buruknya sistem keamanan di tempat kerja mereka.
Kebakaran di pabrik Smart Export Garment itu terjadi hanya dua bulan setelah kebakaran hebat di sebuah pabrik garmen lainnya menewaskan 112 pekerja, kebanyakan perempuan. Pintu-pintu darurat dalam pabrik itu juga kedapatan terkunci sehingga para pekerja tidak bisa keluar gedung.
Kira-kira 4.000 pabrik garmen beroperasi di Bangladesh, membuat pakaian jadi dengan merek-merek internasional. Penjualan garmen buatan Bangladesh itu mendatangkan kira-kira 20 milyar dolar per tahun, atau sekitar 80 persen pendapatan dari seluruh ekspor negara itu.
Kondisi kerja di pabrik-pabrik garmen itu biasanya sangat buruk dan sejak tahun 2006 sedikitnya 500 orang tewas karena kecelakaan atau kebakaran. Para aktivis HAM mengatakan, pemilik pabrik jarang yang diusut karena buruknya sistem keamanan di tempat kerja mereka.