Banyaknya Warga AS yang Memilih Picu Kemenangan Obama

  • Chris Simkins

Pendukung Presiden Obama bersorak menyambut kemenangan Obama pada malam pengumuman hasil pemilu di Chicago, 6/11/2012

Tumbuhnya optimisme dalam kebangkitan ekonomi Amerika dan banyaknya pemilih yang datang ke TPS-TPS membuka jalan bagi kemenangan Obama.
Presiden Barack Obama terpilih kembali untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan yang sangat ketat melawan penantangnya dari Partai Republik, Mitt Romney. Kemenangan Presiden Barack Obama memicu reaksi cepat dan bersemangat.

Di seluruh Amerika, pendukung Obama bersorak. Para pendukung Mitt Romney bertanya-tanya mengapa Partai Republik gagal mencapai Gedung Putih.

Dalam pidato kemenangannya, Presiden Obama berjanji untuk bekerja sama dengan Kongres guna mengatasi berbagai masalah yang dihadapi negara.

“Dan dalam beberapa minggu dan beberapa bulan mendatang saya akan menjangkau dan bekerja dengan para pemimpin kedua partai untuk menghadapi tantangan yang hanya bisa kita pecahkan bersama. Defisit kita, merubah peraturan pajak kita. Banyak yang harus diselesaikan,” ungkap Obama dalam pidatonya.

Romney mengatakan kini saatnya untuk mengesampingkan politik partisan dan bekerja sama untuk kebaikan negara.

“Ini adalah waktu yang penuh tantangan untuk Amerika, dan saya berdoa Presiden Obama akan sukses dalam memimpin negara kita,” ucap Romney dalam pidato menerima kekalahannya.

Ekonomi menjadi masalah utama bagi hampir 60 persen pemilih yang disurvei saat mereka meninggalkan tempat pemungutan suara. Para analis mengatakan ekonomi yang membaik memperkuat dukungan bagi Presiden Obama di negara bagian kunci Ohio, di mana ia berhasil mencegah runtuhnya industri otomotif Amerika dan menyelamatkan lapangan kerja.

Allan Lichtman adalah profesor ilmu politik di American University di Washington. Ia mengatakan, "Bukan kampanye pemilu yang memutuskan hasil pemilu, tapi cara pemerintahan. Dan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi banyak factor lainnya yang menentukan."

Kejutan lain dari pemilu ini adalah kesenjangan gender. Obama memenangkan pemilih perempuan, sementara mayoritas laki-laki memilih Romney. Presiden Obama juga mendapatkan banyak suara dari kelompok minoritas, terutama kaum Hispanik, yang memberikan dukungan terbesar untuk Partai Demokrat sejak tahun 1996.

Lichtman mengatakan Partai Republik perlu memperluas jaringan pendukungnya.

"Partai Republik tidak akan bertahan kecuali mereka menemukan jalan keluar, tapi sangat sulit bagi mereka untuk menarik kaum minoritas dan perempuan, mengingat sikap mereka terhadap aborsi, imigrasi, dan hak-hak sipil. Inilah tugas sulit bagi Partai Republik," lanjut Lichtman.

Presiden Obama akan kembali menghadapi Kongres yang terpecah. Partai Demokrat masih mengontrol Senat sementara Partai Republik tetap menguasai DPR.

Para analis mengatakan para pendukung Obama mengetahui bahwa pesta kemenangan ini bisa berlangsung singkat kecuali jika ia dan para pembuat kebijakan mendapatkan landasan bersama untuk memecahkan masalah bangsa yang mendesak.