Maskapai penerbangan Batavia Air dinyatakan pailit oleh pengadilan setelah gagal membayar utang pada saat jatuh tempo.
JAKARTA —
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyatakan maskapai penerbangan Batavia Air pailit, beberapa bulan setelah AirAsia, salah satu perusahaan penerbangan berbiaya rendah teratas di Asia Tenggara, membatalkan kontrak untuk membelinya.
Agus Iskandar, ketua majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, mengatakan Kamis (30/1) bahwa putusan pailit yang diajukan oleh International Lease Finance Corporation, atau ILFC, yang berbasis di Amerika Serikat, dikabulkan setelah Batavia Air gagal membayar utang sebesar US$4,7 juta yang jatuh tempo 13 Desember.
Jadwal penerbangan seketika ditunda pada Kamis, membuat banyak penumpang terlunta-lunta.
Agus mengatakan utang Batavia terkait pembelian dua pesawat Airbus A330 yang didanai ILFC melalui skema kredit (leasing).
Batavia gagal mendapatkan kontrak untuk menggunakan kedua pesawat tersebut untuk menerbangkan jemaah haji ke Mekah seperti direncanakan semula.
Oktober lalu, AirAsia yang berbasis di Malaysia membatalkan rencana pembelian Batavia senilai $80 juta setelah memutuskan langkah itu terlalu berisiko dan akan menurunkan pendapatan. (AP)
Agus Iskandar, ketua majelis hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, mengatakan Kamis (30/1) bahwa putusan pailit yang diajukan oleh International Lease Finance Corporation, atau ILFC, yang berbasis di Amerika Serikat, dikabulkan setelah Batavia Air gagal membayar utang sebesar US$4,7 juta yang jatuh tempo 13 Desember.
Jadwal penerbangan seketika ditunda pada Kamis, membuat banyak penumpang terlunta-lunta.
Agus mengatakan utang Batavia terkait pembelian dua pesawat Airbus A330 yang didanai ILFC melalui skema kredit (leasing).
Batavia gagal mendapatkan kontrak untuk menggunakan kedua pesawat tersebut untuk menerbangkan jemaah haji ke Mekah seperti direncanakan semula.
Oktober lalu, AirAsia yang berbasis di Malaysia membatalkan rencana pembelian Batavia senilai $80 juta setelah memutuskan langkah itu terlalu berisiko dan akan menurunkan pendapatan. (AP)