Ibu Kota China, Beijing, mengalami wabah COVID-19 yang "eksplosif" terkait sebuah bar, kata juru bicara pemerintah pada Sabtu (11/6). Perkembangan itu terjadi ketika kota pusat komersial, Shanghai, melakukan tes massal untuk mengendalikan lonjakan kasus yang terkait dengan sebuah salon.
Pengumuman itu disampaikan menyusul pengetatan pembatasan baru di Beijing sejak Kamis (9/6). Sedikitnya dua distrik menutup beberapa tempat hiburan setelah terjadinya wabah di sebuah kawasan yang banyak terdapat tempat hiburan malam, toko dan kedutaan.
Meski tingkat infeksi China rendah menurut standar global, negara itu mempertahankan kebijakan "tanpa COVID." China menyebut perlunya melindungi lansia dan sistem kesehatan, bahkan ketika negara-negara lain berusaha hidup berdampingan dengan virus itu.
BACA JUGA: Warga Shanghai Mulai Keluar Rumah pasca Lockdown COVID-19Sejauh ini, negara berpenduduk 1.4 miliar tersebut telah melaporkan 5.226 kematian akibat COVID-19.
Para pejabat Beijing pada Sabtu (11/6) mengatakan ke-61 kasus baru yang ditemukan di kota itu pada Jumat (10/6), pernah mengunjungi Bar Heaven Supermarket atau terkait dengan tempat itu.
"Wabah baru-baru ini... sangat eksplosif dan luas cakupannya," kata Xu Hejian, juru bicara pemerintah daerah Beijing dalam konferensi pers.
Ibu kota itu mencatat 46 kasus lokal baru pada Sabtu (11/6) siang . Semuanya sedang menjalani isolasi atau di bawah pengawasan, kata pejabat kesehatan Liu Xiaofeng. [vm/ah]