Ada lebih dari lima juta mobil yang terdaftar untuk jalanan Beijing, menimbulkan kemacetan dan polusi udara yang besar.
BEIJING —
Selama lebih dari 10 tahun, Wang Yong memberikan tumpangan pada warga Beijing lain.
“Saya telah melakukan carpooling (tumpangan/tebengan) selama 15 tahun dan untuk 13 tahun pertama, saya melakukannya seorang diri," ujar Wang.
"Setiap hari saat hendak pergi kerja atau kembali ke rumah, saya mengajak orang lain yang pergi ke arah yang sama."
Wang memperkirakan ia telah memberikan tumpangan pada 10.000 orang dan dengan cara itu pula ia bertemu istrinya.
Ada lebih dari lima juta mobil yang terdaftar di Beijing, menimbulkan masalah lalu lintas dan polusi udara yang besar. Kemacetan meluas dan para penumpang berjejal dalam kereta api metro dan bus. Polusi udara merupakan sebab utama kabut asap di kota itu.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah agresif untuk mengurangi jumlah mobil di jalanan, membatasi kendaraan untuk digunakan pada beberapa hari tertentu dalam seminggu. Pemerintah bahkan melarang para pejabat menggunakan kendaraannya saat tingkat polusi sedang parah.
Tetap saja, sebagian besar mobil di jalanan hanya berisi satu orang, yaitu pengendaranya. Dan itulah yang ingin diubah oleh Wang Yong dan kampanyenya, Shunfeng Che, yang berarti tumpangan/tebengan dalam bahasa China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Wang telah memperluas upaya awalnya, mensponsori kampanye tebengan pada Tahun Baru China untuk membantu menghubungkan pengendara dan penumpang, dengan memanfaatkan jaringan media sosial dan Internet.
Bulan lalu, ia membantu meluncurkan sebuah kampanye baru di luar kota Beijing di Huilongguan, sebuah pusat komuter. Pengurus kampanye Liu Kunming mengatakan hampir 2.000 orang telah bergabung.
"Tujuan utama kita adalah meyakinkan pemerintah untuk menjalankan program seperti ini," ujar Liu.
"Kami harap semua jalan layan di Beijing dapat memberlakukan kebijakan ini, sehingga hanya kendaraan yang berisi minimal tiga orang saja yang dapat masuk dan keluar jalan tol dalam kota. Hal ini akan mendorong lebih banyak pemilik kendaraan untuk ikut serta dalam program tebengan ini."
Aktivitas menebeng atau carpooling ini umum dilakukan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika. Beberapa bahkan memiliki jalur khusus untuk mereka yang berkendaraan bersama.
Kampanye Shunfeng Che awalnya mencari dukungan pemerintah untuk memberi peserta kartu gratis jalan tol layang. Namun pada akhirnya, pengelola kampanye harus membayar biayanya sampai kampanye berakhir pertengahan September.
Namun, pemerintah kota Beijing telah memasukkan program ini ke dalam daftar solusi kemacetan untuk evaluasi tahunannya. Media China melaporkan bahwa kampanye Shunfeng Che akan memainkan peranan penting dalam evaluasi dan pertimbangan pemerintah.
Bagi beberapa orang, mereka tidak perlu menunggu pemerintah karena telah merasakan manfaatnya.
Salah satu penebeng, Liu, mengatakan ia dan kawan-kawannya telah berkendara bersama dalam tiga tahun terakhir meski sama-sama memiliki mobil.
"Kami berteman dan saling mengenal dengan baik. Kemacetan semakin menggila sehingga hanya mengendarai satu mobil saja sangat nyaman. Tempat parkir terbatas dan kami menghemat bensin dan uang tol. Banyak sekali manfaatnya," ujarnya.
Wang mengatakan ia berharap pemerintah akan meluncurkan aturan-aturan yang akan membantu mempromosikan aktivitas tebengan tahun ini. Ia mengatakan pemerintah dan media China telah menunjukkan lebih banyak dukungan saat ini dibandingkan sebelumnya, namun kendalanya adalah masih ada ketidakpercayaan antara penumpang dan pengendara.
“Bagi saya, program tebengan ini merupakan cara berbagi dan membangun kepercayaan di antara orang-orang," ujar Wang.
"Sekarang, saya yakin bahwa metode ini dapat mengurangi gas buang, mengurangi kemacetan dan membangun saling percaya."
Wang mengatakan jika sedikitnya 10 persen pengendara kendaraan di jalan ikut dalam program ini, bahkan hal itu akan mengurangi polusi dan kemacetan.
“Saya telah melakukan carpooling (tumpangan/tebengan) selama 15 tahun dan untuk 13 tahun pertama, saya melakukannya seorang diri," ujar Wang.
"Setiap hari saat hendak pergi kerja atau kembali ke rumah, saya mengajak orang lain yang pergi ke arah yang sama."
Wang memperkirakan ia telah memberikan tumpangan pada 10.000 orang dan dengan cara itu pula ia bertemu istrinya.
Ada lebih dari lima juta mobil yang terdaftar di Beijing, menimbulkan masalah lalu lintas dan polusi udara yang besar. Kemacetan meluas dan para penumpang berjejal dalam kereta api metro dan bus. Polusi udara merupakan sebab utama kabut asap di kota itu.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah agresif untuk mengurangi jumlah mobil di jalanan, membatasi kendaraan untuk digunakan pada beberapa hari tertentu dalam seminggu. Pemerintah bahkan melarang para pejabat menggunakan kendaraannya saat tingkat polusi sedang parah.
Tetap saja, sebagian besar mobil di jalanan hanya berisi satu orang, yaitu pengendaranya. Dan itulah yang ingin diubah oleh Wang Yong dan kampanyenya, Shunfeng Che, yang berarti tumpangan/tebengan dalam bahasa China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Wang telah memperluas upaya awalnya, mensponsori kampanye tebengan pada Tahun Baru China untuk membantu menghubungkan pengendara dan penumpang, dengan memanfaatkan jaringan media sosial dan Internet.
Bulan lalu, ia membantu meluncurkan sebuah kampanye baru di luar kota Beijing di Huilongguan, sebuah pusat komuter. Pengurus kampanye Liu Kunming mengatakan hampir 2.000 orang telah bergabung.
"Tujuan utama kita adalah meyakinkan pemerintah untuk menjalankan program seperti ini," ujar Liu.
"Kami harap semua jalan layan di Beijing dapat memberlakukan kebijakan ini, sehingga hanya kendaraan yang berisi minimal tiga orang saja yang dapat masuk dan keluar jalan tol dalam kota. Hal ini akan mendorong lebih banyak pemilik kendaraan untuk ikut serta dalam program tebengan ini."
Aktivitas menebeng atau carpooling ini umum dilakukan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika. Beberapa bahkan memiliki jalur khusus untuk mereka yang berkendaraan bersama.
Kampanye Shunfeng Che awalnya mencari dukungan pemerintah untuk memberi peserta kartu gratis jalan tol layang. Namun pada akhirnya, pengelola kampanye harus membayar biayanya sampai kampanye berakhir pertengahan September.
Namun, pemerintah kota Beijing telah memasukkan program ini ke dalam daftar solusi kemacetan untuk evaluasi tahunannya. Media China melaporkan bahwa kampanye Shunfeng Che akan memainkan peranan penting dalam evaluasi dan pertimbangan pemerintah.
Bagi beberapa orang, mereka tidak perlu menunggu pemerintah karena telah merasakan manfaatnya.
Salah satu penebeng, Liu, mengatakan ia dan kawan-kawannya telah berkendara bersama dalam tiga tahun terakhir meski sama-sama memiliki mobil.
"Kami berteman dan saling mengenal dengan baik. Kemacetan semakin menggila sehingga hanya mengendarai satu mobil saja sangat nyaman. Tempat parkir terbatas dan kami menghemat bensin dan uang tol. Banyak sekali manfaatnya," ujarnya.
Wang mengatakan ia berharap pemerintah akan meluncurkan aturan-aturan yang akan membantu mempromosikan aktivitas tebengan tahun ini. Ia mengatakan pemerintah dan media China telah menunjukkan lebih banyak dukungan saat ini dibandingkan sebelumnya, namun kendalanya adalah masih ada ketidakpercayaan antara penumpang dan pengendara.
“Bagi saya, program tebengan ini merupakan cara berbagi dan membangun kepercayaan di antara orang-orang," ujar Wang.
"Sekarang, saya yakin bahwa metode ini dapat mengurangi gas buang, mengurangi kemacetan dan membangun saling percaya."
Wang mengatakan jika sedikitnya 10 persen pengendara kendaraan di jalan ikut dalam program ini, bahkan hal itu akan mengurangi polusi dan kemacetan.