Belum Ditemukan Adanya Migas di Laut China Selatan

Lokasi Scarborough Shoal di Laut China Selatan.

Eksplorasi bahan bakar fosil diangkat bulan Oktober ketika Manila dan Beijing mulai membicarakan eksplorasi minyak bersama, menurut media Filipina.

Pencarian minyak dan gas alam dipandang sebagai faktor pendorong klaim wilayah yang disengketakan di laut China Selatan, di mana banyak negara di kawasan itu sekarang sangat bergantung pada impor bahan bakar.

Namun belum ada yang menemukan endapan besar minyak dan gas di laut yang seluas 3,5 juta kilometer persegi itu, yang mencakup wilayah dari Taiwan hingga Singapura, walaupun sudah melakukan pencarian sejak tahun 1970.

Para analis yang mengikuti sengketa Laut China Selatan mengemukakan kedaulatan nasional sebagai alasan utama negara-negara mencari minyak dan gas. Brunai, China, Malaysia, dan Vietnam melakukan sendiri pencarian minyak dan gas. Pemerintah Filipina menerima tawaran eksplorasi tahun 2014 dari perusahaan-perusahaan swasta.

“Laut China Selatan bukan Arab Saudi, bukan Irak, bukan Timur-Tengah,” kata Fabrizio Bozzato, salah seorang peneliti dengan spesialisasi dalam masalah internasional di Universitas Tamkang di Taiwan. “Tujuan utama negara-negara yang mempunyai klaim berada disana bukan karena mereka ingin mengakses sumber daya migas di daerah itu. Pengembangan sumberdaya hidrokarbon di laut China Selatan adalah satu cara menandai wilayahnya,” imbuhnya.

Eksplorasi bahan bakar fosil diangkat bulan Oktober ketika Manila dan Beijing mulai membicarakan eksplorasi minyak bersama, menurut media Filipina. Pembicaraan itu adalah bagian dari pembinaan kembali hubungan yang tegang sejak tahun 2012 ketika kapal-kapal dari kedua pihak terlibat dalam konfrontasi di Scarborough Shoal sebelah barat pulau Luzon.

Di Taiwan, yang juga mengklaim sebagian Laut China Selatan, mantan presiden itu menyarankan eksplorasi sumber daya bersama negara-negara yang mempunyai klaim wilayah. [gp]