Dian Riza Oktavia bersama rekan-rekan satu sekolahnya dari Bekasi diundang untuk hadir di @america Rabu siang (9/10) di Jakarta. Ia tidak menyangka jika namanya terpilih sebagai pengunjung ke 100.000 dari pusat kebudayaan Amerika berteknologi tinggi pertama di dunia.
Gadis berjilbab ini malu-malu menyatakan perasaannya ketika memperoleh plakat khusus dan kesempatan berfoto bersama Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel. “Rasanya seneng kayak gimana ya..susah menjelaskannya, ” ujar Dian.
Duta Besar Marciel mengajak lebih banyak lagi anak-anak muda yang datang ke pusat kebudayaan ini untuk menggali dan belajar lebih banyak lagi tentang kebudayaan Amerika. "Pusat kebudayaan seperti ini hanya ada satu-satunya di seluruh dunia dan bertujuan untuk meningkatkan pengertian antar kedua negara Amerika dan Indonesia. Masa depan hubungan Indonesia dan Amerika tidak berada di tangan orang tua seperti saya tapi di tangan anda pemuda bangsa", kata Scott Marciel.
@america terletak di lantai 3 Pacific Place Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Sejak pertama kali dibuka untuk umum 2 Desember tahun lalu, @america telah menjadi tempat bagi penyelenggaraan berbagai pertunjukan. Pertunjukan yang digelar tersebut mulai dari musik, tari, teater, hingga diskusi yang membahas tentang pendidikan, kebudayaan, lingkungan hidup, kewirausahaan dan juga diskusi virtual melalui konferensi video digital dan website dengan beberapa pembicara dari AS seperti mantan Wakil Presiden Al Gore, dan astronot Amerika di Space Center, Houston.
Salah seorang penanggungjawab @america Mark F. Winkel mengungkapkan kegembiraannya atas respon luar biasa dari publik Indonesia, dan berharap bisa lebih banyak mendukung kegiatan anak-anak muda yang ingin memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan disini.
Para pengunjung, yang mayoritas adalah anak-anak muda yang ditemui oleh VOA siang itu menyatakan rasa senang berkunjung ke tempat ini. Beberapa dari mereka antusias dengan cara baru memperoleh informasi dengan menggunakan teknologi digital. "Di perpustakaan digital seperti ini kita bisa belajar lebih lanjut dan lebih mengenal kebudayaan Amerika”, kata salah seorang pengunjung, Gibran Fadhila Hernanda.