Bencana Alam Picu Inflasi di Amerika

Lonzell Rector, seorang tukang pos, mengantar surat di kawasan permukiman yang penuh puing-puing berserakan di kota Houston, Texas pasca badai Harvey (foto: ilustrasi). Akibat badai Harvey dan Irma diperkirakan banyak warga AS kehilangan pekerjaan.

Dua badai berturut-turut yang melanda Amerika telah meningkatkan inflasi dan agak membingungkan para analis yang memantau lapangan pekerjaan di Texas dan Florida. Pakar mengatakan, dampak bencana ini terhadap ekonomi Amerika “terbatas.”

Laporan Kamis (14/9) dari Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, klaim tunjangan pengangguran turun 14 ribu selama minggu lalu, setelah naik puluhan ribu minggu-minggu sebelum badai Harvey terjadi.

Di seluruh negara, 284 ribu warga Amerika mengajukan permohonan tunjangan pengangguran minggu lalu, sebuah angka yang oleh pakar dinilai rendah dan memperlihatkan pasar tenaga kerja yang sehat.

Tetapi pakar juga memperingatkan, data lapangan pekerjaan ini akan “tidak menentu” untuk sementara, karena kedua badai ini menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, serta juga kantor-kantor pemerintah yang mengurus klaim tunjangan pengangguran.

Ekonom senior di PNC Bank Gus Faucher mengatakan, klaim akibat badai Irma kemungkinan akan melonjak di Florida dalam minggu-minggu mendatang; tetapi, kata Faucher, meskipun terjadi bencana bertubi-tubi ini, di seluruh negara pasar tenaga kerja tetap kuat.

Negara bagian Florida ukurannya 5 persen dari keseluruhan ekonomi Amerika, dan kawasan Florida Keys yang hancur akibat Irma, hanya bagian kecil sekali dari ekonomi Florida.

Harga bensin sudah naik dan mungkin terus naik setelah banjir dan angin badai Harvey merusak dan menutup fasilitas industri minyak, termasuk hampir seperempat kilang minyak di Amerika. Sedikitnya stok bensin memaksa pembeli membayar harga yang lebih mahal. Kilang secara bertahap melakukan perbaikan dan melanjutkan operasi.

Kenaikan harga bahan bakar dan biaya sewa muncul dalam penilaian inflasi terbaru, yang menunjukkan Indeks Harga Konsumen naik 1,9 persen dibanding tahun lalu. Inflasi dan data ekonomi lain akan dicermati pejabat-pejabat tinggi bank sentral Amerika yang berkumpul pekan depan guna memutuskan apakah akan mengurangi upaya menstimulir ekonomi atau tidak.

Analis IHS Markit James Bohnaker mengatakan para pemimpin bank sentral seharusnya "senang" dengan kenaikan harga yang "sehat". Ia mengatakan bank sentral mungkin mulai mengurangi upaya stimulus dengan mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran pekan depan. Bohnaker dan pakar lain mengatakan bank sentral mungkin tidak akan mengurangi upaya stimulus lain - suku bunga yang sangat rendah - sampai Desember. [ka/jm]