Pihak berwenang Hong Kong hari Rabu (26/11) mengosongkan kamp utama demonstran dan menangkap dua pemimpin gerakan protes 'Occupy' yang menuntut demokrasi lebih besar di wilayah semi-otonomi China itu.
Polisi menangkap beberapa demonstran, termasuk dua tokoh mahasiswa Lester Shum dan Joshua Wong, dalam operasi pembersihan selama beberapa jam itu untuk menyingkirkan barikade-barikade di sebuah jalan raya di Mong Kok.
Bentrokan pecah setelah demonstran hendak mencegah para pekerja menyingkirkan barikade-barikade tersebut dari Nathan Road – sebuah jalan raya utama dengan enam jalur yang telah diblokir para demonstran selama dua bulan.
Avery Ng Man-yuen, wakil ketua Liga Sosial Demokrat (LSD), mengatakan kepada VOA polisi melanggar perintah pengadilan dalam operasi tersebut. Katanya, ada beberapa ketentuan yang tidak diterapkan polisi.
Para pekerja pembersih dalam operasi itu – yang mengenakan topi merah dan kaos bertuliskan “Saya Cinta Hong Kong” – dibantu ribuan polisi. Setelah semua barikade dan tenda demonstran dibongkar, jalan besar itu kembali dibuka untuk lalu lintas.
Ini adalah ketiga kalinya pihak berwenang mengosongkan lokasi demonstran setelah mendapat persetujuan dari Pengadilan Tinggi Hong Kong awal bulan ini. Hari Selasa, polisi mengatakan menangkap 116 orang dalam operasi serupa di bagian lain Mong Kok.
Demonstran masih berkemah di dua lokasi lain – dekat kompleks pemerintah di distrik Admiralty dan di daerah pusat perbelanjaan Causeway Bay. Demonstrasi menuntut pemilu tahun 2017 yang sepenuhnya demokratis itu kian surut sejak September.