Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyesalkan peluncuran roket Korea Utara, Selasa (11/12) sebagai pelanggaran yang nyata atas sanksi-sanksi PBB.
Korea Utara mengatakan negara itu telah berhasil meluncurkan roket jarak jauh dan menempatkan sebuah satelit di orbit, yang menentang peringatan internasional. Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan berita tersebut Rabu pagi dan kemudian diumumkan oleh seorang pembawa berita di televisi pemerintah Korea Utara.
Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) mengatakan indikasi awal menunjukkan peluncuran misil tersebut berhasil dalam mengirimkan sebuah obyek yang tampaknya telah mencapai orbit.
Para pejabat pertahanan Korea Selatan dan Jepang mengukuhkan bahwa ketiga bagian roket tersebut tampak telah terpisah sesuai jadwal. Tetapi mereka tidak dapat mengatakan apakah alat tersebut telah ditempatkan di orbit.
Amerika Serikat bergabung dengan masyarakat internasional dalam mengutuk peluncuran roket jarak jauh Korea Utara sebagai tindakan yang sangat provokatif.
Jurubicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor mengeluarkan pernyataan bahwa peluncuran itu mengancam keamanan regional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang Pyongyang menggunakan teknologi misil balistik.
Vietor mengatakan Amerika akan tetap waspada dalam menghadapi provokasi Korea Utara dan berkomitmen sepenuhnya pada keamanan sekutu-sekutu kami di kawasan tersebut. Lebih lanjut dikatakan Vietor, Washington akan bekerja dengan PBB untuk mengambil langkah yang tepat dalam menyikapi peluncuran ini.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyesalkan peluncuran roket tersebut, dan mengatakan peluncuran itu menentang seruan untuk bersatu dari masyarakat internasional. Ban menyatakan keprihatinannya mengenai konsekuensi negatif peluncuran itu terhadap perdamaian dan kestabilan di kawasan itu.
Tiongkok, sekutu utama dan mitra dagang terbesar Korea Utara, menyesalkan peluncuran itu. Jurubicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei menegaskan Pyongyang harus mematuhi resolusi PBB yang relevan, namun menambahkan bahwa resolusi Dewan Keamanan harus bijak dan moderat.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan peluncuran itu berisiko meningkatkan ketidakstabilan di Semenanjung Korea dan ia menyerukan agar Korea Utara memenuhi kewajiban internasionalnya.
Negara tetangga Korea Utara, Korea Selatan, dengan kuat mengutuk peluncuran itu. Menteri Luar Negeri Kim Sung-hwan mengatakan Pyongyang harus menanggung tanggung-jawab berat dan menghadapi isolasi yang lebih dalam dari masyarakat internasional.
Jepang dengan segera mengadakan rapat darurat dewan keamanannya untuk menganalisa situasi tersebut. Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura mengatakan Tokyo tidak dapat mentolerir peluncuran itu dan telah mengajukan protes kuat terhadap Korea Utara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengeluarkan pernyataan yang dengan tajam mengecam negara Komunis yang miskin itu karena memilih untuk memprioritaskan peluncuran ini daripada memperbaiki kehidupan rakyatnya.
Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) mengatakan indikasi awal menunjukkan peluncuran misil tersebut berhasil dalam mengirimkan sebuah obyek yang tampaknya telah mencapai orbit.
Para pejabat pertahanan Korea Selatan dan Jepang mengukuhkan bahwa ketiga bagian roket tersebut tampak telah terpisah sesuai jadwal. Tetapi mereka tidak dapat mengatakan apakah alat tersebut telah ditempatkan di orbit.
Amerika Serikat bergabung dengan masyarakat internasional dalam mengutuk peluncuran roket jarak jauh Korea Utara sebagai tindakan yang sangat provokatif.
Jurubicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor mengeluarkan pernyataan bahwa peluncuran itu mengancam keamanan regional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang Pyongyang menggunakan teknologi misil balistik.
Vietor mengatakan Amerika akan tetap waspada dalam menghadapi provokasi Korea Utara dan berkomitmen sepenuhnya pada keamanan sekutu-sekutu kami di kawasan tersebut. Lebih lanjut dikatakan Vietor, Washington akan bekerja dengan PBB untuk mengambil langkah yang tepat dalam menyikapi peluncuran ini.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyesalkan peluncuran roket tersebut, dan mengatakan peluncuran itu menentang seruan untuk bersatu dari masyarakat internasional. Ban menyatakan keprihatinannya mengenai konsekuensi negatif peluncuran itu terhadap perdamaian dan kestabilan di kawasan itu.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan peluncuran itu berisiko meningkatkan ketidakstabilan di Semenanjung Korea dan ia menyerukan agar Korea Utara memenuhi kewajiban internasionalnya.
Negara tetangga Korea Utara, Korea Selatan, dengan kuat mengutuk peluncuran itu. Menteri Luar Negeri Kim Sung-hwan mengatakan Pyongyang harus menanggung tanggung-jawab berat dan menghadapi isolasi yang lebih dalam dari masyarakat internasional.
Jepang dengan segera mengadakan rapat darurat dewan keamanannya untuk menganalisa situasi tersebut. Sekretaris Kabinet Osamu Fujimura mengatakan Tokyo tidak dapat mentolerir peluncuran itu dan telah mengajukan protes kuat terhadap Korea Utara.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengeluarkan pernyataan yang dengan tajam mengecam negara Komunis yang miskin itu karena memilih untuk memprioritaskan peluncuran ini daripada memperbaiki kehidupan rakyatnya.