Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel hari Senin (15/3) mengatakan pada parlemen bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terhadap langkah yang diambil polisi ketika mengatasi aksi unjuk rasa mengenang seorang perempuan muda, korban penculikan dan pembunuhan di jalan ibu kota London, di tengah meluasnya kemarahan terhadap kekerasan yang dilakukan polisi.
Patel mengatakan apa yang terjadi dalam acara mengenang korban itu “menjengkelkan” dan ia telah memerintahkan “kajian independen penuh sebagai pembelajaran” terhadap tindakan polisi dalam peristiwa itu.
Pemerintah Inggris ditekan publik untuk melakukan lebih banyak hal guna melindungi perempuan dan memastikan hak untuk melakukan unjukrasa, ketika parlemen bersiap membahas RUU tentang kejahatan di tengah meluasnya kemarahan terkait insiden Sabtu malam itu (13/3).
Pembunuhan Sarah Everard, seorang eksekutif pemasaran berusia 33 tahun, telah mendorong sejumlah perempuan untuk bicara tentang serangkaian pelecehan verbal dan ancaman fisik yang mereka hadapi setiap hari di jalan-jalan Inggris, dengan mengatakan mereka seharusnya tidak perlu hidup dalam ketakutan.
BACA JUGA: Polisi Inggris Dikecam karena Tindakan Keras terhadap DemonstranEverard hilang dalam perjalanan dari rumah temannya di bagian selatan London ke kediamannya pada 3 Maret lalu. Tubuhnya ditemukan seminggu kemudian sekitar 140 kilometer di bagian timur London, dekat English Channel.
Seorang polisi telah dituntut melakukan penculikan dan pembunuhan Everard.
Ratusan perempuan Sabtu malam (13/3) berkumpul di Clapham Common, sebuah taman di dekat tempat di mana Everard terakhir kali terlihat dalam keadaan hidup, untuk melakukan upacara mengenang dirinya. Polisi membubarkan acara itu dan menangkap empat perempuan, dengan mengatakan acara itu membahayakan kesehatan publik.
Kepolisian Metropolitan London menolak memberikan ijin pelaksanaan acara itu karena pihak berwenang mengatakan hal itu melanggar pembatasan sosial tentang pertemuan dalam jumlah besar, aturan yang diberlakukan untuk mencegah perebakan pandemi.
Halaman-halaman depan suratkabar Inggris dipenuhi foto-foto sekelompok perempuan bentrok dengan polisi yang membubarkan acara itu. [em/lt]