Presiden Joe Biden diperkirakan akan secara resmi meminta maaf pada hari Jumat (25/10) atas peran negara dalam sistem sekolah berasrama suku Indian, yang menyengsarakan kehidupan generasi anak-anak Pribumi dan nenek moyang mereka.
“Saya tidak pernah menyangka dalam sejuta tahun hal seperti ini akan terjadi,” kata Menteri Dalam Negeri Debra Ann Haaland, anggota suku Indian Pueblo Laguna.
“Ini masalah besar bagi saya. Saya yakin ini akan menjadi masalah besar bagi seluruh komunitas keturunan Indian,” tambahnya.
Tak lama setelah menjadi penduduk asli Amerika pertama yang memimpin Kementerian Dalam Negeri, Haaland melancarkan penyelidikan terhadap sistem sekolah berasrama, dan menemukan bahwa setidaknya 18.000 anak, beberapa di antaranya berusia 4 tahun, diambil dari orang tua mereka dan dipaksa mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang mengasimilasi mereka, dalam upaya untuk merampas lahan-lahan suku Indian.
BACA JUGA: Hari Masyarakat Pribumi Dirayakan di Tengah Persiapan Pemilu di Amerika SerikatLaporan ini juga mendokumentasikan hampir 1.000 kematian dan 74 kuburan yang terkait dengan lebih dari 500 sekolah seperti itu.
Tidak ada presiden yang pernah secara resmi meminta maaf atas pemindahan paksa anak-anak penduduk asli Amerika, penduduk asli Alaska, dan penduduk asli Hawaii, atau aspek lain apa pun dari penghancuran masyarakat adat yang dilakukan oleh pemerintah AS.
Selama penyelidikan tahap kedua, Kementerian Dalam Negeri melakukan sesi dengar pendapat dan mengumpulkan kesaksian para penyintas. Salah satu rekomendasi laporan akhir itu adalah pengakuan dan permintaan maaf terhadap era sekolah berasrama itu. Haaland mengatakan dia menyampaikan hal itu kepada Biden, yang kemudian setuju bahwa hal itu perlu dilakukan.
Haaland, yang kakek dan neneknya dipaksa mengenyam Pendidikan di sekolah berasrama, mengatakan dia bersama dengan stafnya, merasa terhormat bisa berperan, dalam membantu mewujudkan permintaan maaf tersebut. Haaland akan bergabung dengan Biden dalam kunjungan pertamanya ke komunitas tersebut sebagai presiden pada hari Jumat saat ia menyampaikan pidatonya.
“Ini akan menjadi salah satu momen penting sepanjang hidup saya,” kata Haaland. [ab/lt]