Presiden terpilih AS Joe Biden Rabu (2/12) bertemu secara virtual dengan sejumlah pemilik usaha kecil dan para pekerja Amerika yang mengalami kerugian ekonomi akibat pandemi virus corona.
Biden mengadakan diskusi itu dari kota ia tinggal di Wilmington, Delaware, pusat kegiatan transisinya tujuh minggu sebelum ia dilantik pada 20 Januari mendatang. Ia juga kembali menerima briefing harian Presiden termasuk analisis komunitas intelijen AS mengenai tempat bermasalah di dunia dan berbagai potensi ancaman keamanan nasional bagi Amerika Serikat.
BACA JUGA: Sekjen PBB Sampaikan ke Biden Pentingnya Kerja Sama Erat Hadapi Persoalan DuniaBegitu menjabat, Biden akan langsung dihadapkan pada kelambanan dalam pemulihan ekonomi AS yang disebabkan melonjaknya lagi kasus virus corona selama pandemi, meskipun ada rencana perilisan vaksin akhir Desember ini. Puluhan ribu infeksi baru dilaporkan di AS setiap hari dan jumlah kematian kini melampaui 270.000, lebih banyak dibandingkan di negara-negara lain, menurut Universitas Johns Hopkins.
Ketika memperkenalkan beberapa penasihat ekonomi utamanya pada Selasa lalu, Biden menyampaikan ia akan memperjuangkan lebih banyak bantuan federal untuk pemulihan namun mendesak Kongres untuk menyetujui bantuan stimulus apa pun Desember ini, yang dapat disepakati dalam pemungutan suara, meskipun ia belum menjabat.
Dalam wawancara dengan wartawan New York Times, Thomas Friedman, Biden mengemukakan "Ada lebih dari 10 juta orang yang khawatir [bagaimana] mereka dapat membayar cicilan rumah berikutnya", dan “jumlah orang yang tidak mampu membayar sewa tempat tinggal jauh lebih banyak."
Biden juga menjelaskan paket bantuan virus corona yang baru senilai lebih dari $3 triliun dalam anggaran pengeluaran yang disetujui bulan lalu akan merangsang pertumbuhan ekonomi tanpa kerugian secara fiskal dalam jangka panjang jika pada masa mendatang "semua orang berkontribusi secara adil.”
Dia menambahkan, "Tidak ada alasan kenapa 91 perusahaan dalam Fortune 500 tidak harus membayar pajak sepeser pun." [mg/ka]