Biden dan Sekutunya Serukan Gencatan Senjata di Timur Tengah Pasca Serangan Akhir Pekan

TOPSHOT - Suasana di Teheran setelah beberapa ledakan pada 26 Oktober 2024. Televisi pemerintah Iran, 26 Oktober 2024, mengatakan "ledakan kuat" terdengar di sekitar ibu kota Teheran, tanpa menyebutkan penyebab ledakan tersebut. (ATTA KENARE / AFP)

Seruan gencatan senjata dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendapat dukungan dari sekutunya di Qatar, Selasa (29/10). Qatar bertekad mengupayakan “sampai detik terakhir” sebuah kesepakatan gencatan senjata di Gaza pasca serangan Israel terhadap proksi-proksi Iran akhir pekan lalu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Senin (28/10) mendesak diakhirinya konflik di Timur Tengah yang melelahkan setelah Israel menyerang Iran, Sabtu dini hari (26/10) dalam apa yang dikatakan Washington sebagai pembalasan yang dibenarkan atas serangan terhadap Israel awal bulan ini.

Biden juga memberikan dukungannya pada proposal baru Mesir untuk gencatan senjata selama dua hari.

Konflik brutal di Timur Tengah harus diakhiri, kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Senin (28/10), seiring dengan operasi Israel di Gaza dan Lebanon yang ditujukan pada kelompok-kelompok proksi Iran, menyusul serangannya terhadap sasaran militer di Teheran pada akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Iran akan Kerek Belanja Militer 3 Kali Lipat

Biden berhenti untuk membahas perang yang sedang berlangsung saat ia memberikan suaranya untuk pemilu Amerika Serikat, Senin (28/10) dan memberikan dukungannya pada kesepakatan gencatan senjata selama dua hari yang diusulkan oleh pemimpin Mesir. “Kita membutuhkan gencatan senjata. Kita harus mengakhiri perang ini. Ini harus berakhir, harus berakhir,” sebutnya.

Sekutu-sekutu Amerika Serikat setuju. Qatar, Selasa (29/10), melalui juru bicara kementerian luar negerinya, Majed Al Ansari menanggapi seruan Biden dengan mengatakan Qatar akan bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden "hingga menit terakhir" sebelum pemilihan Presiden untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza

"Kami tidak memperkirakan ada hasil negatif dari pemilihan tersebut terhadap proses mediasi itu sendiri. Kami yakin bahwa kami berurusan dengan lembaga, dan di negara seperti Amerika Serikat, lembaga-lembaga tersebut berinvestasi dalam menemukan resolusi untuk krisis ini."

BACA JUGA: Dewan Keamanan PBB Desak Israel dan Iran untuk Menahan Diri

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan, “Bagi saya jelas bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari agresi Iran. Sama jelasnya bagi saya bahwa kita perlu menghindari eskalasi regional lebih lanjut dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Iran seharusnya tidak menanggapi. Kita akan terus bekerja sama dengan para sekutu untuk meredakan situasi di seluruh kawasan.”

Yang kurang jelas adalah posisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang berbicara di hadapan badan legislatif negaranya pada hari Senin. “Sabtu lalu, kita melakukan serangan yang ditargetkan pada puluhan target militer di seluruh Iran. Kita telah membuktikan, bukan untuk pertama kalinya, bahwa tangan panjang Israel akan menjangkau tempat mana pun yang menyerukan untuk menghancurkan Israel,” sebutnya.

Dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei pada hari Senin mengatakan bahwa Teheran akan menanggapinya.“Kami akan menggunakan semua alat yang tersedia untuk menanggapi agresi rezim Zionis secara tegas dan efektif. Jenis jawaban kami akan didasarkan pada jenis serangan tersebut.”

BACA JUGA: Iran Siap Gunakan "Segala Cara" Balas Serangan Israel

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Senin (28/10) memperingatkan Iran untuk tidak menanggapi pembalasan Israel pada tanggal 26 Oktober terhadap serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober terhadap Israel.

Juru bicara Matthew Miller memperingatkan bahwa jika Iran menanggapi, Amerika Serikat akan “terus membela Israel.”

Ketika menanggapi keprihatinan tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan, Miller berbicara menentang undang-undang Israel yang berusaha melarang badan pengungsi Palestina PBB.

Your browser doesn’t support HTML5

Biden dan Sekutunya Serukan Gencatan Senjata di Timur Tengah Pasca Serangan Akhir Pekan

“Mereka [UNRWA] benar-benar memainkan peran yang tak tergantikan saat ini di Gaza, di mana mereka berada di garis depan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Tidak ada yang bisa menggantikan mereka saat ini di tengah krisis. Jadi kami terus mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan sementara penerapan undang-undang ini,” tandasnya.

Parlemen Israel dengan suara sangat besar menyetujui langkah tersebut pada hari Senin, 92 banding 10.

BACA JUGA: Israel akan Gelontorkan $530 Juta untuk Sistem Pertahanan Laser 'Iron Beam'

Para analis tidak yakin siklus kekerasan antara Iran, proksi Iran, dan Israel akan berhenti. Jason Brodsky, direktur kebijakan United Against Nuclear Iran, mengatakan, “Saya kira Amerik dan sekutu-sekutunya menyampaikan seruan-seruan ini dan memperingatkan "jangan menyerang" tapi Iran melakukannya. Jadi, saya kira Amerika Serikat telah berupaya mencegah Iran melakukan upaya itu. Dan saya tidak yakin kepemimpinan di Teheran menanggapi peringatan ini dengan serius.”

Di Washington, para pengamat bertanya, "Akankah konflik regional ini berakhir sebelum Biden menjadi presiden yang tidak bisa membuat keputusan penting setelah pemilu Selasa depan?."

Namun, bagi orang-orang yang terjebak di tengah-tengah situasi konflik, pertanyaannya berbeda: Apakah kita masih hidup untuk menyaksikan akhir dari semua ini ? [my/lt]