Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Minggu (1/10) bahwa bantuan AS ke Ukraina akan terus mengalir untuk saat ini sementara dirinya berusaha meyakinkan para sekutu atas keberlanjutan dukungan finansial AS untuk perang tersebut.
Namun waktu hampir habis, kata sang presiden memperingatkan Kongres.
“Dalam keadaan apa pun, kita tidak boleh membiarkan bantuan Amerika bagi Ukraina terhenti,” kata Biden dalam pernyataan terbuka dari Gedung Putih, setelah Kongres melakukan pemungutan suara pada Sabtu (30/9) malam untuk mencegah berhentinya operasi pemerintahan (government shutdown) dengan meloloskan paket anggaran jangka pendek yang menghilangkan bantuan bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia.
BACA JUGA: Jeritan Janda Belia Korban Perang Ukraina: 'Tak Ada Lagi Mimpi'Biden secara khusus menyinggung sebuah kelompok di dalam kubu Partai Republik di DPR AS, yang menempatkan kesepakatan antara dirinya dan Ketua DPR Kevin McCarthy dalam bahaya. Ia mengatakan, “(Kelompok) MAGA Ekstrem Partai Republik mencoba meninggalkan kesepakatan itu dengan memilih pemotongan anggaran yang sangat drastis, dari 30 menjadi 80 persen.”
“Mereka gagal lagi dan kami menghentikan mereka. Tapi saya sadar betul bahwa mereka akan kembali melakukannya lagi,” tambahnya.
Tapi banyak anggota Kongres mengakui bahwa persetujuan untuk bantuan Ukraina di Kongres semakin sulit didapatkan seiring berlanjutnya perang.
Keengganan Partai Republik untuk memberikan bantuan semakin mendapatkan momentum di Kongres.
Pemungutan suara di DPR minggu lalu menunjukkan masalah yang mungkin akan terjadi.
Hampir separuh anggota DPR dari Partai Republik memilih menghapus anggaran belanja pertahanan sebesar $300 juta (sekitar Rp4,6 triliun) untuk melatih tentara Ukraina dan membeli persenjataan.
Anggaran itu pada akhirnya disetujui secara terpisah, namun mereka yang menentang pemberian bantuan bagi Ukraina merayakan jumlah mereka yang semakin bertambah.
BACA JUGA: Putin Rayakan Peringatan Aneksasi Wilayah-wilayah Ukraina dengan Serangan DroneLalu, pada hari Sabtu (30/9), Ketua DPR Kevin McCarthy, yang merupakan anggota Partai Republik yang mewakili California, menghapus tambahan bantuan bagi Ukraina dari RUU anggaran sementara yang diajukannya untuk mencegah penutupan pemerintahan, setidaknya sampai 17 November.
Untuk melakukannya, ia pun menolak paket anggaran penuh tahun fiskal yang diajukan Senat, yang mencakup anggaran bantuan senilai $6 miliar bagi Ukraina, kurang lebih sepertiga yang diminta Gedung Putih.
Baik DPR maupun Senat AS pada akhirnya menyetujui RUU anggaran sementara tersebut, di mana kedua partai setuju untuk menghapus tambahan bantuan bagi Ukraina demi mencegah penutupan pemerintahan yang akan memakan banyak biaya. [rd/jm]