Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjanjikan dukungan "kuat" untuk Israel pada Sabtu (7/10) dalam menghadapi apa yang ia gambarkan sebagai "serangan teroris" oleh kelompok militan Palestina Hamas. Pengumuman yang lebih terperinci terkait bantuan militer AS itu diperkirakan akan dilakukan pada Minggu (8/10).
Seorang pejabat senior administrasi AS mengatakan diskusi tingkat tinggi antara pejabat AS dan Israel tentang bantuan militer tengah berlangsung.
Biden menggambarkan serangan itu sebagai “tragedi yang mengerikan pada tingkat kemanusiaan” dan mengatakan dia telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menekankan dukungannya.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa Amerika Serikat mendukung rakyat Israel dalam menghadapi serangan teroris ini,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.
“Dalam pemerintahan saya, dukungan terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tidak tergoyahkan,” tegasnya.
“Kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan warganya dan mereka dapat terus membela diri,” tambah Biden.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin menegaskan kembali komitmen Washington. Ia mengatakan "dalam beberapa hari mendatang Departemen Pertahanan akan bekerja untuk memastikan bahwa Israel memiliki apa yang dibutuhkannya."
Ketika serangan-serangan tersebut mengancam akan memicu konflik yang lebih luas, Biden juga memperingatkan, "ini bukan saatnya bagi pihak manapun yang bersikap bermusuhan terhadap Israel untuk memanfaatkan serangan ini untuk mencari keuntungan. Dunia sedang memperhatikan."
Biden menekankan bahwa Israel - yang telah mendapatkan pasokan senjata bernilai miliaran dollar dari AS - memiliki "hak untuk mempertahankan diri" setelah Hamas yang didukung oleh Iran meluncurkan serangan udara, laut, dan darat.
Pejabat senior pemerintah, yang berbicara tanpa menyebut nama, menekankan bahwa “terlalu dini untuk mengatakan” apakah Iran “terlibat langsung” dalam serangan besar-besaran Hamas. Namun ia menambahkan “tidak ada keraguan bahwa Hamas didanai, diperlengkapi dan dipersenjatai oleh Iran dan negara lain."
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk “menyeru semua pemimpin di wilayah tersebut untuk mengutuk” serangan terhadap Israel. Palestina sendiri memiliki kelompok militan yang memiliki gerakan serupa dengan Hamas, yaitu Fatah, yang berbasis di Tepi Barat.
Trump Angkat Suara
Mantan presiden Donald Trump turut angkat suara dan menyalahkan Biden, tanpa bukti. Ia mengatakan Biden secara tidak langsung turut mendanai serangan Hamas tersebut.
“Serangan Hamas ini memalukan dan Israel berhak membela diri dengan kekuatan yang luar biasa,” kata Trump dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA: Israel Bersumpah 'Balas Dendam' Usai Hari Paling Mematikan dalam 50 Tahun“Sedihnya, dana pembayar pajak Amerika membantu mendanai serangan-serangan ini, yang menurut banyak laporan berasal dari Pemerintahan Biden.”
Tuduhan Trump mencerminkan klaim Partai Republik bahwa $6 miliar yang dikeluarkan AS pada September ke Iran sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan digunakan untuk mendanai serangan Hamas.
Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Andrew Bates mengatakan di media sosial bahwa "ini adalah kebohongan yang memalukan dalam segala hal, pada saat kedua belah pihak harus bersatu sepenuhnya dalam mendukung pertahanan Israel."
Bantuan tersebut “hanya dapat digunakan untuk pembelian kebutuhan kemanusiaan yang dapat diverifikasi seperti makanan dan obat-obatan,” tambah Bates.
Perjanjian Damai
Israel menormalisasi hubungan dengan negara tetangga Mesir dan Yordania beberapa dekade yang lalu. Pada 2020 Tel Aviv juga menormalisasi hubungan dengan tiga negara Arab lainnya, yaitu Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.
Perjanjian yang disebut "Perjanjian Abraham" (Abraham Accords) juga mencakup serangkaian janji manis dari Trump, termasuk janji untuk menjual jet ke Uni Emirat Arab.
“Kita membawa begitu banyak perdamaian ke Timur Tengah melalui Perjanjian Abraham, hanya untuk melihat Biden menguranginya dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun,” kata Trump, yang berencana melawan Biden pada Pemilu 2024.
Sebelum serangan Hamas pada Sabtu (6/10), Biden berharap untuk mengubah Timur Tengah – dan meraih kemenangan diplomatik sebelum pemilu – dengan mendapatkan pengakuan negara Yahudi oleh Arab Saudi, penjaga dua situs paling suci umat Islam.
BACA JUGA: Hamas Serang Israel, Netanyahu: ‘Kita Sedang Berperang’Senator Partai Republik Lindsey Graham mengatakan pada Sabtu (6/10) bahwa “serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya dan brutal ini tidak hanya didukung oleh Iran, tetapi juga dirancang untuk menghentikan upaya perdamaian antara Arab Saudi dan Israel.
“Perjanjian perdamaian antara kedua negara akan menjadi mimpi buruk bagi Iran dan Hamas.”
"Langkah yang baik bagi Israel dan dunia adalah merespons kejadian keji ini dengan meluncurkan operasi yang akan menghancurkan organisasi Hamas - bukan hanya menahannya," tambahnya.
Biden baru-baru ini memiliki hubungan yang buruk dengan Netanyahu, dan secara terbuka mengkritiknya karena merombak sistem peradilan Israel, sebuah langkah yang dianggap oleh para penentangnya merusak demokrasi. [ah/ft]