Presiden Amerika Joe Biden, Minggu (21/3), mengkritik keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan karena menarik Turki keluar dari perjanjian Eropa untuk melindungi perempuan dari kekerasan.
Dalam pernyataan, Biden menyebut penolakan Turki atas perjanjian itu "tidak beralasan" dan "sangat mengecewakan".
“Negara-negara seharusnya berusaha memperkuat dan memperbarui komitmen untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, bukannya malah menolak perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi perempuan. Negara-negara juga seharusnya menuntut pertanggungjawaban pelaku pelecehan,” ujar Presiden Biden.
BACA JUGA: Ribuan Orang Protes Mundurnya Turki dari Piagam Perempuan“Ini adalah langkah mundur yang mengecewakan bagi gerakan internasional untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan secara global,” imbuh Biden.
Pada 2011, Turki adalah negara Eropa pertama yang mengadopsi pakta itu, yang dikenal sebagai Konvensi Istanbul, tetapi Erdogan mencabutnya Sabtu (20/3) pagi. Dalam beberapa tahun ini, Presiden Erdogan dan anggota lain dari partai yang berkuasa, AKP, mengklaim kesepakatan yang dicapai di kota terbesar Turki itu, merusak kebijakan negara itu yang konservatif.
Kesepakatan itu bertujuan menghapus kekerasan dalam rumah tangga dan mempromosikan kesetaraan, tetapi femisida malahan melonjak di Turki dalam beberapa tahun terakhir. Kaum konservatif di Turki dan AKP, yang berakar pada sikap Erdogan yang Islamis, berpendapat bahwa pakta itu melemahkan struktur keluarga dan mendorong kekerasan.
Beberapa kritikus juga menentang prinsip kesetaraan gender dalam pakta itu. Mereka menilainya sebagai mempromosikan homoseksualitas karena konvensi itu menentang diskriminasi atas dasar orientasi seksual.
Dewan Eropa mengatakan tindakan Turki itu "merusak".[ka/lt]