Pemerintahan Trump, dan Presiden terpilih Joe Biden, keduanya menyuarakan kekhawatiran pada Kamis (17/12) sehubungan penerobosan ke dalam sistem komputer di seluruh dunia yang dicurigai dilakukan oleh Rusia.
Unit keamanan siber di Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika mengatakan, peretasan ini “merupakan bahaya serius pada pemerintah federal dan negara bagian, dan pemerintah lokal, serta juga entitas sarana penting serta organisasi sektor swasta.”
Presiden terpilih Joe Biden yang secara resmi menjabat sebagai presiden Amerika ke 46 pada 20 Januari, mengatakan, “Banyak hal yang belum kita ketahui, tetapi kita tahu ini merupakan masalah keprihatinan besar.”
Biden mengatakan, dia telah “memerintahkan timnya untuk belajar sebanyak mungkin sehubungan peretasan ini” dan memuji para pegawai pemerintah “yang bekerja siang malam untuk menanggapi serangan ini.”
BACA JUGA: Dewan Keamanan Nasional AS Selidiki Penyusupan PeretasDia berjanji bahwa setelah menjabat, “pemerintahan saya akan membuat keamanan siber sebuah prioritas utama pada setiap tingkatan pemerintah, dan kita akan penanggapan atas peretasan sebuah prioritas utama pada momen kami menjabat.”
Biden mengatakan, dia akan memperkuat kemitraan keamanan siber dengan sektor swasta.
“Tetapi sekedar pertahanan yang baik belum cukup,” katanya. “Kita perlu menghentikan dan membuat gentar musuh-musuh kita dari tindakan serangan siber.”
“Kita akan lakukan itu lewat, antara lain, membuat pihak-pihak yang melakukan serangan jahat seperti itu harus membayar mahal, termasuk koordinasi dengan sekutu dan mitra kita,” kata Biden. “Musuh-musuh kita sebaiknya sadar, sebagai presiden, saya tidak akan berdiam diri sementara negara kita di serang di dunia maya.” [jm/pp]