Biden Klarifikasi Komentarnya Soal Misinformasi di Facebook

  • Associated Press

Sebuah ponsel pintar bertuliskan "serangan Ransomware" dan kode biner di depan logo Kaseya, dalam foto ilustrasi, 6 Juli 2021. (Foto: Dado Ruvic/Ilustration)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Senin (18/7), berusaha meredam pernyataan yang disampaikannya pekan lalu bahwa perusahaan media sosial raksasa “membunuh orang” dengan menjadi wadah beredarnya informasi-informasi yang salah tentang vaksin COVID-19 di platform mereka.

Biden mengatakan perusahaan-perusahaan itu seharusnya tidak menganggap pernyataannya sebagai serangan “secara pribadi,” dan alih-alih bergerak untuk bertindak menyelamatkan nyawa.

Berbicara di Gedung Putih, Biden bersikeras bahwa ia bermaksud mengatakan “persis seperti apa yang saya katakan,” ketika Jumat lalu (16/7) menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang beredarnya misinformasi di salah satu platform media sosial, dengan mengatakan “mereka membunuh orang.” Ditambahkannya, tujuan pernyataan itu adalah untuk meningkatkan tekanan terhadap perusahaan itu supaya mengambil tindakan.

“Harapan saya adalah Facebook, alih-alih menganggapnya sebagai pribadi atas pernyataan saya bahwa 'Facebook membunuh orang,' mereka sebaiknya melakukan sesuatu tentang informasi yang salah itu,” ujar Biden.

Pernyataan Biden itu disampaikan ketika Gedung Putih sedang berjuang melawan tentangan terhadap program vaksinasi, khususnya di antara kaum muda dan pendukung Partai Republik.

Kurang dari 400 ribu warga AS yang mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 setiap hari, turun dari dua juta lebih per hari pada April dan lebih dari 90 juta orang yang memenuhi syarat untuk menerima dosis vaksin itu.

Meskipun perusahaan-perusahaan seperti Facebook membela praktik mereka dan mengatakan bahwa mereka membantu orang di seluruh dunia untuk mengakses informasi yang telah diverifikasi tentang vaksinasi, Gedung Putih mengatakan mereka telah lalai menghentikan misinformasi atau informasi yang salah, yang membantu melambatnya laju vaksinasi baru di AS.

Presiden Biden juga ditanya apakah pemerintahnya melakukan cukup banyak hal untuk mencegah serangan dunia maya terkait China, tak lama setelah Gedung Putih dan sekutu-sekutu Barat secara resmi menyalahkan China atas peretasan besar-besaran terhadap perangkat lunak server email Microsoft Exchange dan menuding China bekerjasama dengan peretas kriminal di ransomware dan operasi dunia maya ilegal lainnya.

Biden mengatakan tim-nya “masih menentukan apa yang sesungguhnya terjadi. Penyelidikan ini belum selesai.”

Namun, Biden menambahkan apa yang dipahaminya, yaitu bahwa “pemerintah China, tidak seperti pemerintah Rusia, tidak melakukan hal itu sendirian, tetapi melindungi mereka yang melakukannya dan bahkan mungkin mengakomodasi untuk dapat melakukannya.”

Pengumuman tentang tanggung jawab China ini menyoroti ancaman dari para peretas pemerintah China, tetapi tidak mencakup sanksi apapun. [em/lt]