Militer Israel, Rabu (3/4) mengatakan serangan udaranya yang menewaskan tujuh pekerja bantuan di Gaza sebagai “kesalahan besar.”
Panglima militer Israel Letjen Herzi Halevi mengaitkan serangan yang menewaskan para anggota kelompok bantuan World Central Kitchen (WCK) itu, dengan “kekeliruan mengidentifikasi pada malam hari, dalam perang, di tengah kondisi yang kompleks.”
“WCK adalah organisasi yang orang-orangnya bekerja di seluruh dunia, termasuk di Israel, untuk melakukan kebaikan di tengah kondisi yang sulit,” kata Halevi dalam sebuah pernyataan melalui video. “Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bekerja sama erat dengan World Central Kitchen dan sangat menghargai pekerjaan penting yang mereka lakukan.”
Pendiri World Central Kitchen Jose Andres mengatakan dalam esai yang diterbitkan hari Rabu di the New York Times bahwa Israel melancarkan “serangan langsung terhadap kendaraan-kendaraan yang telah ditandai dengan jelas yang pergerakannya diketahui oleh Pasukan Pertahanan Israel.”
Andres mengatakan serangan itu merupakan buah kebijakan yang menekan bantuan kemanusiaan ke tingkat yang sangat menyedihkan, "mengacu pada keluhan dari berbagai organisasi kemanusiaan mengenai kesulitan membawa bantuan ke Gaza dan ke tangan orang-orang Palestina yang sangat membutuhkan bantuan di tengah-tengah perang Israel-Hamas.”
“Dalam kondisi terburuk, setelah serangan teroris terburuk dalam sejarahnya, ini adalah waktu terbaik bagi Israel untuk tampil,” kata Andres. “Kalian tidak dapat menyelamatkan sandera dengan mengebom setiap bangunan di Gaza. Anda tidak dapat memenangkan perang ini dengan membuat seluruh populasi kelaparan.”
Biden ‘Marah dan Patah Hati’ setelah Serangan Israel Tewaskan 7 Pekerja Bantuan di Gaza
Presiden AS Joe Biden, Selasa (2/4) malam mengatakan ia “marah dan patah hati” setelah serangan udara Israel di Gaza menewaskan tujuh pekerja dari kelompok bantuan World Central Kitchen.
“Mereka menyediakan makanan untuk warga sipil yang lapar di tengah perang. Mereka berani dan tak mementingkan diri sendiri,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin AS itu mengatakan serangan hari Selasa bukanlah insiden yang berdiri sendiri, dan bahwa Israel “belum berbuat cukup banyak untuk melindungi para pekerja yang berusaha mengirim bantuan yang sangat diperlukan kepada warga sipil.”
“AS akan terus melakukan semua yang kami bisa untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza melalui semua cara yang tersedia,” kata Biden. “Saya akan terus menekan Israel untuk berbuat lebih banyak untuk memfasilitasi bantuan itu. Dan kami berupaya keras untuk mendorong gencatan senjata segera sebagai bagian dari kesepakatan mengenai sandera.”
BACA JUGA: Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan Tujuh Pekerja LSMWorld Central Kitchen mengatakan pihaknya langsung menghentikan upaya kemanusiaan di wilayah itu setelah serangan tersebut.
Badan amal itu mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah menyelesaikan pengiriman 100 ton bantuan makanan ke sebuah gudang di Deir al-Balah, dan bahwa konvoi terdiri dari dua kendaraan lapis baja dengan logo grup itu sedang meninggalkan lokasi tersebut ketika diserang.
World Central Kitchen mengatakan kelompok itu sebelumnya telah mengoordinasikan gerakannya dengan militer Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengakui bahwa pasukan negaranya telah melancarkan “serangan tak disengaja ... terhadap orang-orang yang tak bersalah.”
“Sayangnya, kemarin ada kejadian tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja melukai mereka yang tidak ikut bertempur di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam pernyataan di video.
“Ini terjadi dalam perang. Kami melakukan penyelidikan menyeluruh dan berkomunikasi dengan pemerintah negara-negara lain. Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah kejadian itu terulang.”
Mereka yang tewas mencakup seorang Palestina, warga negara Australia, Polandia, Inggris dan seorang yang berkewarganegaraan ganda AS-Kanada, kata kelompok bantuan itu.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah menemukan ketujuh mayat korban hari Selasa dalam “operasi yang sulit selama beberapa jam,” dan membawa mereka ke rumah sakit sebagai persiapan untuk dievakuasi melewati persimpangan Rafah di Gaza Selatan.
CEO World Central Kitchen Erin Gore menyebut serangan itu “tak bisa dimaafkan.” [uh/ab]