Presiden Amerika Joe Biden sedang berada di tanah leluhurnya, di Irlandia Utara, di mana selama dua hari ke depan ia akan melangsungkan pertemuan dengan beberapa pemimpin dan anggota keluarganya. Ketika berada di Belfast, Irlandia Utara, hari Rabu, Biden menyerukan dipulihkannya pemerintahan atas dasar pembagian kekuasaan yang macet. Dalam pidatonya, Biden juga memuji terjaganya perdamaian selama 25 tahun ini sesuai Good Friday Agreement (kesepakatan pada Jumat Agung, 10 April 1998).
Bagi seorang presiden Amerika yang kerap menonjolkan Irlandia sebagai asal usulnya, lawatan Joe Biden ke Irlandia ini bagai pulang kampung. “Setiap kali saya datang, sambutannya luar biasa, orang-orang berdiri di jalan-jalan, mereka sangat ramah pada kami,” jelasnya.
Ribuan orang berdiri di jalan-jalan untuk melihat sekilas Joe Biden. Tak terkecuali warga Dundalk, Marguerite Howard. “Meskipun hujan, matahari sesungguhnya bersinar cerah di hati kami. Tidak ada sosok seperti Joe!,” ungkapnya.
Biden datang ke Carlingford Castle, suatu peninggalan bersejarah yang terakhir kali dilihat kakek buyutnya Owen Finnegan ketika berlayar menuju New York tahun 1849.
Biden berbicara dengan warga lokal, mengisahkan kembali Finnegan dan Joseph Kearney, kakek buyut mantan Presiden Barack Obama, yang sama-sama bekerja sebagai pembuat sepatu di daerah-daerah sekitarnya, dan bermigrasi ke Amerika pada saat yang kurang lebih sama.
“Dari semua mimpi mereka… saya tidak yakin mereka pernah bermimpi bahwa 175 tahun kemudian, cucu buyut mereka akan menjadi presiden Amerika, Barack Obama dan Joe Biden,” jelasnya.
Saat menyebrangi perbatasan di Belfast, Irlandia Utara, Rabu pagi (12/4), Biden memuji perdamaian selama 25 tahun yang tercapai berkat Good Friday Agreement, yang mengakhiri konflik soal apakah wilayah itu bergabung dengan Irlandia, atau tetap menjadi bagian dari Inggris Raya.
Biden menyerukan agar pemerintahan dengan berbagi kekuasaan yang telah ambruk karena boikot dan pertikaian politik, segera dipulihkan. “Sebagai seorang teman, saya harap tidak terlalu lancang jika saya mengatakan saya yakin institusi demokrasi yang dibentuk dalam Good Friday Agreement itu akan tetap penting bagi masa depan Irlandia Utara,” jelasnya.
Jika pembagian kekuasaan dipulihkan kembali, ia mengisyaratkan akan lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan Amerika yang masuk; pesan yang juga disampaikan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
“Kami berbicara tentang potensi investasi yang ada, perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di Irlandia Utara. Saya kira ini luar biasa menggembirakan. Hal ini akan membawa pertumbuhan, lapangan pekerjaan dan kemakmuran ke Irlandia Utara, dan saya tahu Biden memiliki ambisi seperti saya, yaitu ingin melihat institusi-institusi ini kembali berjalan. Ini yang layak diterima oleh orang-orang dan bisnis di Irlandia Utara,” sebut Sunak.
Biden pada hari Kamis melangsungkan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin Irlandia, dan mengakhiri lawatannya Jumat malam dengan berpidato di Ballina, daerah leluhurnya dari pihak ayah, yang terletak di pesisir barat Irlandia. [em/lt]