Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Selasa (2/11), mengumumkan rencana dalam skala besar yang mencakup berbagai sektor untuk mengakhiri dan membalikkan kecenderungan deforestasi dan pengurangan emisi metana, di saat para pemimpin dari lebih 100 negara bertemu pada hari kedua Konferensi Perubahan Iklim PBB, atau yang juga dikenal dengan COP26, di Glasgow, Skotlandia.
AS bersama para peserta konferensi lainnya menandatangani sebuah persetujuan bersejarah untuk menghentikan deforestasi dan memulihkan hutan seluas 200 juta hektar dan ekosistem lainnya pada 2030.
BACA JUGA: Sejumlah Perusahaan Inggris akan Investasi dalam Proyek Ramah Lingkungan IndonesiaDiantara negara yang turut serta menandatangani pernyataan tersebut terdapat negara yang memiliki daratan hutan yang luas, seperti Brasil, Rusia, Indonesia, Republik Demokratik Kongo, Kanada, dan Kolombia.
Hutan memainkan peran utama dalam menyerap karbon dioksida yang berbahaya.
Biden juga mengatakan, dia akan bekerja sama dengan Kongres AS untuk menyalurkan $9 milyar untuk melestarikan hutan.
“Jika kita bekerja bersama guna memastikan sumber-sumber berharga ini dilestarikan di Afrika dan di seluruh dunia, hutan akan memiliki potensi untuk mengurangi lebih dari sepertiga (jumlah) karbon di seluruh dunia,” ujar Biden.
BACA JUGA: Pemimpin G20 Janji Setop Pembiayaan PLTU Batu Bara di Luar NegeriPada hari yang sama, Biden juga mengumumkan sebuah rencana yang mempertemukan berbagai sektor dari pemerintah AS, termasuk Departemen Energi, Pertanian, Transportasi, Perumahan dan Pengembangan Kota, serta Dalam Negeri, untuk mengurangi emisi.
Rencana ini akan mengantarkan Amerika sesuai dengan Ikrar Metana Global di mana negara penghasil emisi terbesar berusaha mengurangi emisi metana pada 2030 menjadi 30 persen di bawah tingkat emisi yang dihasilkan pada 2020. [jm/my]