Bikin Lagu Bareng Grup K-pop SEVENTEEN, Komposer Surabaya Laurentia Editha: “Mereka Sangat Ekspresif dan Tulus"

Komposer Indonesia di Amerika, Laurentia Editha (kiri), tiga anggota kelompok k-pop SEVENTEEN saat tampil di Festival Glastonbury (kanan) (dok: Lauren/AP)

Komposer asal Surabaya, Laurentia Editha di California belum lama ini terlibat dalam sebuah penggarapan lagu berjudul "See the World" bersama kelompok K-pop SEVENTEEN. Baca selengkapnya dalam laporan berikut ini.

Belum lama ini komposer asal Surabaya, Laurentia Editha di California, Amerika, terlibat dalam penggarapan musik untuk serial dokumenter terbaru BBC Earth Series: Asia yang dinarasikan oleh pembawa acara terkenal Sir David Attenborough.

Untuk proyek kali ini, Laurentia Editha yang akrab disapa Lauren bekerja sama dengan rekannya, Jacob Shea, di perusahaan Bleeding Fingers, yang ikut didirikan oleh komposer ternama, Hans Zimmer.

Peraih nominasi Daytime Emmy, Laurentia Editha, saat menghadiri ajang penghargaan Daytime Emmy di AS (dok: Laurentia Editha)

Keterlibatan Lauren dalam proyek lagu ini sempat membuat kelompok penggemar SEVENTEEN yang kerap disebut CARAT kaget, sekaligus bangga.

“Kaget banget waktu melihat yang di-posting WOOZY dan bangga banget aku sebagai CARAT dari Indonesia, yang tahu ternyata ada kak Lauren yang juga dari Indonesia ikut (terlibat) sebagai penulis lagu dan garap bersama-sama grup band favorit aku. Benar-benar senang dan puas banget sama hasilnya,” ujar Niesha Amalia yang berasal dari Surabaya.

Cuplikan singkat berdurasi 2 menit yang dirilis oleh BBC untuk dokumenter tentang kehidupan satwa liar dan alam di Asia ini diiringi lagu pembuka berjudul “See the World,” yang dibawakan oleh dua personil SEVENTEEN, yaitu DK (Doekyom) dan Seungkwan.

“(BBC) sudah banyak kolaborasi sama beberapa top recording artist juga. Jadi mereka sempat kerja sama Camila Cabello, kerja sama Sia, kayaknya Radiohead,” cerita Laurentia Editha kepada VOA.

Laurentia Editha, komposer musik untuk film dan acara televisi di Los Angeles, California (dok: Laurentia Editha)

So for this one, mereka karena sorot documentary-nya di Asia, mereka ingin (berkolaborasi) dengan seseorang di industri musik Asia. Dan (tentu saja k-pop yang dipilih),” lanjut Lauren sambil tertawa.

Menurut Lauren, SEVENTEEN yang tengah melakukan tur keliling Amerika sudah memiliki banyak sekali penggemar. Sehingga, kalau memang ingin menjangkau banyak penonton, memilih SEVENTEEN adalah langkah yang terbaik.

SEVENTEEN dan Direktur Unesco Audrey Azoulay saat diundang tampil di acara Unesco Youth Forum, di Paris, 2023. (Foto: AP Photo / Lewis Joly)

Kelompok K-pop SEVENTEEN yang terdiri dari 13 orang, pertama kali debut pada tahun 2015. Nama SEVENTEEN sendiri berasal dari 13 anggota, yang dibagi menjadi 3 tim (vokal, hip-hop, dan pertunjukan), namun semuanya tetap ada dalam 1 grup.

SEVENTEEN berada di bawah naungan label PLEDIS, yang adalah anak perusahaan dari HYBE Corporation. Tahun 2024, SEVENTEEN ditunjuk menjadi duta untuk pemuda oleh UNESCO.

Hasilnya Bikin Merinding

Penggarapan musik untuk 7 episode serial documenter BBC yang berdurasi 1 jam per episode ini sudah dimulai sejak Februari 2024. Tim Bleeding Fingers lalu mengirim lagu pembukanya kepada pihak SEVENTEEN, termasuk personil sekaligus produser SEVENTEEN, WOOZI, dan produser lainnya BUMZU.

Anggota SEVENTEEN, WOOZI, menyampaikan pidato di Unesco di Paris, Selasa, 14 November 2023. (AP Photo / Lewis Joly)

Kolaborasi ini pun dilakukan secara jarak jauh antara Amerika dan Korea Selatan, dengan perbedaan waktu yang cukup signifikan. Sehingga, pertemuan secara daring kerap dilakukan sekitar jam 10 malam waktu Los Angeles, California, Amerika atau sekitar jam 2 siang waktu Seoul, Korea Selatan.

“Mereka sangat ekspresif. Sungguh menyenangkan,” kenang Lauren sambil tertawa.

“Tepuk tangan selagi pertemuan Zoom dan segala macam, rasanya sangat menyenangkan. Saya sangat menyukai prosesnya, sangat ramah, sangat terbuka, dan sangat baik. Semuanya terasa sangat tulus,” tambah lulusan S1 jurusan musik dari Berklee College of Music di Boston, Massachusetts.

DK dari band Seventeen tampil dalam Festival Glastonbury di Worthy Farm, Somerset, Inggris, Jumat, 28 Juni 2024. (Joel C Ryan/Invision/AP)

Lauren sendiri mengaku hanya sekali bertemu dengan WOOZI melalui Zoom, namun ia banyak berinteraksi dengan BUMZU yang menurutnya adalah sosok yang sangat keren.

Mereka pun saling bertukar pikiran dan memberi masukan satu sama lain, mulai dari lirik, hingga elemen irama tradisional Korea yang dimasukkan ke dalam lagu “See the World” ini.

“Kita kirim dulu lagunya ke mereka, terus mereka tulis lagu di atas musiknya kita,” jelas Lauren.

“Dan liriknya bagus banget. Bahasa Korea itu poetic banget deh. Mereka mengirim liriknya dan juga terjemahannya. Bagus banget,” tambah perempuan kelahiran 1995 ini.

Anggota SEVENTEEN, Sengkwan, menyampaikan pidato di Unesco di Paris, Selasa, 14 November 2023. (AP Photo / Lewis Joly)

Untuk merekam lagu “See the World” ini, pihak Bleeding Fingers bekerja sama juga dengan kelompok orkestra, BBC National Orchestra of Wales. Selain ada vokal dari DK dn Seungkwan, Lauren sendiri pun akhirnya juga ikut menyumbangkan vokalnya dalam lagu ini.

“Jdi aku menyanyi seratus kali, terus aku mix gitu, supaya bisa kedengeran kayak seakan-akan ada choir gitu di belakangnya vokalnya si DK,” ucap Lauren.

Lauren mengatakan produk akhirnya berhasil membuatnya merinding, khususnya ketika mendengarkan vokal dari DK dan Seungkwan, yang menurutnya adalah penyanyi yang luar biasa.

Anggota kelompok k-pop Seventeen tampil di Festival Glastonbury di Inggris, Jumat, 28 Juni 2024. (Joel C Ryan/Invision/AP)

“Mungkin mereka enggak banyak opportunity untuk bisa kayak benar-benar memperlihatkan (kemampuan mereka mencapai nada) yang tinggi dan lainnya. Soalnya kan ada (13) members. Tapi dengan hanya ada dua orang dan melihat DK sama Seungkwan bisa kayak benar-benar menunjukkan skill-nya mereka sebagai singers, sungguh luar biasa. Kita merinding sih,” ceritanya.

Sebagai pecinta SEVENTEEN, Niesha Amalia berpendapat, lagu ini merupakan kombinasi yang sempurna antara musik dan vokal DK, serta Seungkwan.

Niesha Amalia, penggemar SEVENTEEN di Indonesia (dok: Niesha Amalia)

“Mereka garap lagunya sempurna banget. Calming dan cocok banget sama series ini. Apalagi aku suka banget sama alam-alam, terus series dokumenter dari BBC ini,” kata Niesha.

Walau sudah pernah mengerjakan proyek musik untuk serial documenter, Lauren sempat ragu dengan kemampuannya dalam menggarap proyek dengan level yang menurutnya lebih tinggi dari biasanya. Tidak hanya dari segi kualitas, namun proyek ini juga memiliki sedikit banyak tuntutan dalam prosesnya.

“Harus berhadapan dengan produser-produsernya SEVENTEEN yang memang benar-benar sudah kayak solid gitu ya, itu juga sangat menuntut dan sangat menantang,” jelas komposer peraih nominasi penghargaan Daytime Emmy untuk serial dokumenter Netflix "Island of the Sea Wolves" di Amerika ini.

Banjir Pujian

Setelah cuplikan dokumenter tersebut, akun Instagram Lauren pun langsung dibanjiri pujian. Baginya, adalah suatu kehormatan bisa bekerja sama dengan SEVENTEEN dan melihat keahlian mereka dalam bermusik.

Anggota kelompok k-pop Seventeen tampil di Festival Glastonbury di Inggris, Jumat, 28 Juni 2024. (Joel C Ryan/Invision/AP)

“Sungguh sangat keren melihat semua (elemennya) bersatu (menjadi lagu),” tambah Lauren.

Proyek ini juga menjadi lebih istimewa baginya, mengingat pesan penting yang ada di dalamnya, yaitu menyebarkan informasi mengenai keindahan alam di Asia dan bagaimana kita harus menjaganya. [di/dw]