Pusat Data Informasi Bencana (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulawesi Tengah per tanggal 30 April 2020 menyebutkan jumlah kasus positif corona di Sulawesi Tengah mencapai 47. Dari jumlah tersebut,adatiga kematian dan delapan kasus pulih.
Dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, jumlah kasus positif corona di Kota Palu mencapai 15 , Kabupaten Morowali Utara 12 Buol 9, Poso 6 , Morowali 3 dan Kabupaten Sigi 2.
Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu kepada VOA (29/4) mengatakan pihaknya terus mengevaluasi perkembangan situasi penyebaran virus corona di Poso yang telah mencapai enam kasus positif per tanggal 28 April 2020 dengan tambahan tiga kasus baru. Kasus pertama positif corona terhadap seorang warga di daerah itu pertama terkonfirmasi pada 15 April 2020 berdasarkan uji usap tenggorokan.
Menurut Darmin kecenderungan naiknya kasus positif corona di Poso tidak terlepas dari situasi 10 hingga 12 hari sebelumnya sewaktu masih banyak warga yang tidak mematuhi imbauan pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial.
“Nah jadi kepatuhan masyarakat 10 hingga 12 hari yang lalu memang kita mungkin masih menganggap enteng tentang masalah kasus covid-19 ini. Mereka kelihatan kurang begitu peduli untuk pencegahan ini”ungkap Darmin menjelaskan penyebab meningkatnya kasus positif corona di Poso.
Dua dari tiga kasus infeksi virus corona yang terkonfirmasi pada 28 April 2020 melibatkan dua petugas medis di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Poso. Penemuan itu mendorong fasilitas itu ditutup selama tiga hari untuk sterilisasi.
Kedua paramedis itu diduga terinfeksi akibat ketidakjujuran seorang pasien yang menutupi riwayat perjalanan atau riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi virus corona. Pemerintah Kabupaten Poso, menurut Darmin, bisa saja mempertimbangkan pengusulan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menghentikan penyebaran virus corona.
BACA JUGA: Sulteng Lakukan Pembatasan Perlintasan Barang dan Penumpang“Tidak menutup kemungkinan ke depan apabila ini tetap akan bertambah dan kesadaran masyarakat kurang kita akan terapkan ini PSBB, tapi saya berharap mudah-mudahan ini puncaknya saja dari sepuluh, dua belas hari yang lalu, setelah itu kita akan turun” Darmin yang berharap tidak akan ada penambahan kasus baru corona di wilayah itu dengan dukungan partisipasi masyarakat untuk selalu mengikuti imbauan pemerintah untuk menerapkan physical/social distancing, rajin mencuci tangan, serta tetap di rumah.
Darmin menambahkan salah satu tantangan yang dihadapi oleh tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di Poso adalah mengawasi para pelaku perjalanan yang datang dari luar wilayah itu. Hingga 28 April. Tim itu mencatat ada 6.474 pelaku perjalanan dan dari jumlah itu, 4.988 dari mereka sudah selesai dipantau.
Dia memuji peran aktif pemerintah desa/kelurahan di wilayah itu yang mengawasi para pelaku perjalanan tersebut.
BACA JUGA: Institut Mosintuwu Buat Posko Informasi Covid-19 di 45 Desa di Sulteng“Di sana mereka sudah aktif sekali mendata terutama masyarakat yang kembali dari luar seperti mahasiswa dan anak-anak sekolah yang datang dari luar itu sebelum mereka menuju rumahnya masing-masing itu ada karantina mandiri” jelas Darmin Sigilipu.
Desa batasi aktivitas masyarakat hingga pukul 22 malam
Secara terpisah Ngadimin kepala desa Sintuwulemba, kecamatan Lage kepada VOA mengatakan peningkatan kasus positif corona di Poso membuat pihaknya mengambil langkah-langkah pencegahan dengan mewajibkan setiap orang yang baru datang dari luar kabupaten Poso untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah.
Your browser doesn’t support HTML5
“Masyarakat dari jauh, dari Makassar, Jawa atau manapun, atau yang kerja di luar, saat kembali berkoordinasi dengan pemerintah. Kita karantina selama 14 hari dan dipantau oleh bidan lewat telepon,” jelas Ngadimin.
Ngadimin menambahkan lima jalan keluar masuk ke desa itu telah ditutup, sehingga akses ke desa hanya melalui satu jalan masuk yang di jaga oleh aparat pemerintah desa yang bersiaga dengan alat pengukur suhu tubuh dan alat penyemprot cairan disinfektan.
Pada malam hari, warga di desa itu sudah dilarang beraktifitas di luar rumah mulai pukul 22 malam WITA hingga pagi hari.
Ngadimin berharap dengan kebijakan itu, 400 jiwa warga desa Sintuwu Lemba terlindungi dari kemungkinan tertular virus corona. [yl/ab]