Ada sekitar 20 pegawai di bioskop Ariana. Setiap hari, hampir semua pegawai itu hadir di tempat kerja mereka, meski bioskop itu tidak beroperasi, atau tepatnya, dilarang beroperasi. Mereka masih berharap kelak akan mendapatkan gaji untuk pekerjaan mereka tersebut.
Abdul Malik Wahidi, yang sehari-harinya dulu bertugas sebagai penjual tiket di Ariana, mengatakan,"Ya, kami datang ke tempat kerja kami secara teratur, mereka tidak menyuruh kami untuk tidak masuk kerja."
Ariana adalah satu dari empat bioskop di ibu kota Afghanistan itu. Bioskop itu dimiliki pemerintah kota Kabul, sehingga para pekerjanya adalah pegawai pemerintah dan seharusnya menerima gaji tetap.
Para pegawai yang tidak hadir di tempat kerja adalah pekerja perempuan, termasuk direktur bioskop itu, Asita Ferdous. Ferdous, perempuan pertama yang menjabat posisi itu, bukannya tidak ingin pergi bekerja, tapi ia dilarang Taliban masuk ke bioskop itu.
Taliban memerintahkan semua pegawai pemerintah perempuan untuk menjauh dari tempat kerja mereka sehingga tidak bergaul dengan laki-laki, sampai Taliban memutuskan apakah mereka akan diizinkan untuk kembali bekerja.
Ferdous, 26, adalah bagian dari generasi muda Afghanistan yang bertekad akan memperjuangkan hak-hak perempuan yang lebih besar.
Ia mengupayakan agar bioskop lebih ramah terhadap perempuan. Berkat usahanya, di bioskop itu ada bagian di mana perempuan dan keluarga mereka dapat duduk bersama. Ferdous juga mempekerjakan petugas keamanan perempuan agar para perempuan tidak risih menjalani pemeriksaan badan sebelum memasuki bioskop.
Your browser doesn’t support HTML5
Pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban telah menghancurkan harapan dirinya dan banyak perempuan lain. Ferdous yang juga dikenal sebagai pelukis dan pematung kini terpaksa tinggal di rumah.
Inanullah Amany, direktur umum kebudayaan kotamadya Kabul, mengatakan para pegawai bioskop itu memang diharuskan hadir di tempat kerja mereka. Ia mengakui bahwa belum ada kepastian apakah mereka akan digaji, dan apakah mereka akan dipecat atau dipindahtugaskan.
"Ini pekerjaan mereka, mereka harus melakukannya. Ada hampir 20 orang yang bekerja di sini, apa yang harus mereka lakukan? Sebelum takdir mereka diputuskan, mereka harus hadir," jelasnya.
Film-film India dan film-film laga Barat selalu menjadi daya tarik besar di Ariana. Film-film yang menampilkan aktor Prancis Jean-Claude Van Damme sangat digemari.
Ketika industri film dalam negeri Afghanistan bergairah, Ariana memainkan peran penting dalam memopulerkannya. Beberapa film Afghanistan diputar di bioskop itu setiap tahunnya.
Rahmatullah Ezati, kepala urusan pemutaran film di bioskop Ariana mengatakan, Afghanistan akan merugi jika tidak ada lagi film yang diputar di bioskop itu.
"Bioskop itu penting, karena jika suatu negara tidak memiliki bioskop, maka tidak ada budaya. Melalui bioskop ini, kita bisa melihat negara-negara Eropa, AS, dan India." [ab/uh]