Polisi Pakistan dan beberapa saksi mata mengatakan bis yang padat penumpang itu sedang membawa anggota kelompok minoritas Syiah-Ismaili ke tempat kerja mereka ketika diserang di sebuah daerah yang relatif terpencil di Karachi.
Beberapa korban yang selamat mengatakan kepada polisi, para penumpang semula mengira orang-orang bersenjata itu ingin merampok mereka sehingga mereka segera menyerahkan seluruh barang bawaan guna menyelamatkan nyawa mereka. Tetapi para pembunuh itu memerintahkan mereka untuk menunduk dan menembaki mereka.
Petugas-petugas rumah sakit mengatakan belasan perempuan termasuk diantara korban tewas itu, sementara beberapa orang yang selamat masih menjalani perawatan karena “luka tembak yang serius”.
Kepala Polisi Ghulam Haider Jamali menjelaskan rincian hasil penyelidikan awal yang telah dilakukan.
Jamali mengatakan enam laki-laki yang mengendarai sepeda motor mencegat dan memasuki bis tersebut dan menembaki penumpang. Keenam penyerang itu kemudian meninggalkan lokasi kejadian yang terletak di daerah pemukiman yang terpencil di pinggiran kota Karachi.
Di Islamabad, Perdana Menteri Nawaz Sharif sedang memimpin sidang “All Parties Conference” ketika diberitahu tentang serangan itu.
Sharif mengutuk pertumpahan darah itu dengan mengatakan “ini adalah suatu perkembangan yang mengkhawatirkan karena teroris menarget masyarakat yang tidak bersalah dan damai di Pakistan, yang selama ini menjauh dari berbagai kontroversi”.
Komunitas minoritas Syiah-Ismaili di Pakistan dinilai sebagai kelompok non-politik yang progresif, yang umumnya bekerja di sektor pendidikan dan kesehatan.
Karachi – sebagai pusat perdagangan di bagian selatan Pakistan – telah sejak lama menjadi lokasi terjadinya kekerasan politik, keagamaan dan etnis. Pemerintah Pakistan baru-baru ini melancarkan operasi keamanan di kota yang berpenduduk hampir 20 juta orang itu dengan menggunakan pasukan paramiliter yang disebut “Rangers”.
Pihak berwenang telah menangkap ratusan tersangka penjahat, pembunuh dan penculik. Mayoritas yang ditangkap berasal dari kelompokpolitik yang dominan di Karachi yaitu Mutahida Qaumi Movement atau MQM.
Kelompok yang mewakili mayoritas penduduk yang berbahasa Urdu di kota itu, mengatakan operasi keamanan tadi bermotif politik.
Bulan Maret lalu, pasukan paramiliter menggerebek markas MQM dan menyita “senjata-senjata berat yang canggih dan senjata lainnya”sertamenangkap “beberapa buronan – termasuk pembunuh yang sudah divonis pembunuh”.
Militan Islamis terkait Taliban-Pakistan juga diyakini beroperasi di Karachi dan dipersalahkan melakukan beberapa serangan mematikan, baik terhadap warga sipil maupun polisi. Kelompok pemberontak – yang bermukim di daerah-daerah kesukuan di dekat perbatasan Afghanistan – juga dituduh bersalah atas tewasnya ribuan warga Pakistan dalam berbagai serangan bunuh diri dan serangan teroris lainnya menanggapi operasi keamanan terhadap benteng pertahanan mereka.