Menlu AS di Mesir, Rundingkan Gencatan Senjata di Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mesir, seusai pertemuan di Istana Tahrir di pusat kota Kairo, 18 September 2024. (Khaled DESOUKI/AFP)

Menteri Luar Negeri Antony Blinken menegaskan lagi komitmennya bagi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Ia menekankan gencatan senjata tersebut akan menjadi "kesempatan terbaik" untuk mengatasi krisis kemanusiaan Gaza dan menghindari konflik meluas ke wilayah lain.

Kemajuan telah dicapai dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza dalam satu setengah bulan ini, tetapi baik Israel maupun Hamas kini harus menunjukkan "keinginan politik" untuk mencapai kesepakatan, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Rabu (18/9).

“Dalam kesepakatan itu terdapat, kalau tidak salah, 18 paragraf di mana 15 di antaranya disetujui. Namun, masalah yang masih ada perlu diselesaikan,” kata Blinken dalam konferensi pers bersama di Kairo dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.

Melalui penerjemah, Abdelatty mengatakan kepada wartawan bahwa Hamas telah mengonfirmasi komitmen penuhnya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada 27 Mei dan amandemen yang dibuat pada 2 Juli.

Pada Rabu, Blinken dan Abdelatty mengadakan pembicaraan di mana mereka membahas kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata di Gaza dan Sudan. Di Kairo, Blinken juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan delegasinya termasuk Duta Besar AS untuk Kairo Herro Mustafa Garg di istana Tahrir, Kairo, 18 September 2024. (EVELYN HOCKSTEIN / POOL / AFP)

Pembicaraan selama berbulan-bulan dengan pejabat Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar yang menjadi mediator belum juga membuahkan gencatan senjata yang disetujui Israel dan Hamas. Negosiasi itu berfokus pada garis besar yang mencakup dihentikannya perang dan dibebaskannya sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza.

Amerika Serikat belum memberi jadwal untuk proposal yang direvisi, meskipun para pejabat telah mengindikasikan bahwa proposal tersebut akan segera diajukan.

Amerika Serikat terus terlibat dengan negara-negara di kawasan itu, khususnya Mesir dan Qatar, terkait isi proposal tersebut untuk memastikan bahwa proposal itu dapat membawa Israel dan Hamas menuju "kesepakatan akhir," menurut Departemen Luar Negeri.

Dorongan untuk gencatan senjata mungkin diperumit oleh rangkaian ledakan mematikan yang melibatkan pager yang digunakan anggota kelompok militan Hizbullah di Lebanon.

AS Tak Terlibat Insiden Ledakan di Lebanon

Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Rabu (18/9), menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui sebelumnya tentang serangan yang menarget pager yang digunakan Hizbullah Lebanon sehari sebelumnya.

Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat masih mengumpulkan fakta tentang apa yang terjadi.

Setidaknya sembilan orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka setelah pager, alat komunikasi yang digunakan Hizbullah, meledak di Lebanon. Kelompok itu menuduh Israel mengatur ledakan tersebut dan bertekad akan membalas serangan tersebut.

Blinken juga menegaskan lagi komitmennya bagi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Ia menyatakan bahwa itu akan menjadi "kesempatan terbaik" untuk mengatasi krisis kemanusiaan Gaza dan menghindari konflik meluas ke wilayah lain. [ka/uh]