Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Kamis (10/10) menyampaikan harapannya untuk kerja sama dengan Thailand dan Malaysia setelah bertemu dengan perdana menteri kedua negara di sebuah pertemuan puncak Asia.
Dalam peralihan fokus setelah diplomasi melelahkan mengenai krisis Timur Tengah, Blinken mewakili Amerika Serikat di Laos pada KTT Asia Timur tahunan, yang tidak dihadiri oleh Presiden Joe Biden untuk tahun kedua berturut-turut.
Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, pewaris dinasti politik berusia 38 tahun yang mengambil alih kekuasaan sebulan lalu setelah pendahulunya digulingkan dan partai oposisi utama dibubarkan.
Blinken mengatakan Amerika Serikat berharap untuk bekerja sama dengan Paetongtarn untuk “berfokus pada hal-hal yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kehidupan rakyat kita,” termasuk pada ekonomi, keamanan, dan perubahan iklim.
“Kedua negara memiliki sejarah bersama yang luar biasa dan kami hanya ingin membangunnya,” kata Blinken kepada PM Paetongtarn.
Paetongtarn memberi tahu Blinken tentang banjir yang banyak menelan korban jiwa baru-baru ini di Thailand utara dan menyampaikan dukungannya untuk hubungan jangka panjang dengan Amerika Serikat.
Thailand adalah sekutu AS tertua di Asia, tetapi Washington telah berulang kali mengkritik catatannya tentang demokrasi, meskipun biasanya dengan lembut.
Departemen Luar Negeri menyuarakan kekhawatiran pada bulan Agustus setelah pengadilan Thailand membubarkan Partai Move Forward yang reformis dan melarang politikus paling populer di kerajaan itu, Pita Limjaroenrat, untuk terlibat dalam dunia politik.
Blinken, yang mengenakan jaket tradisional Laos berwarna biru tua, kemudian bertemu secara terpisah dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang telah menjadi kritikus vokal atas dukungan AS untuk Israel.
Kedua tokoh tidak menyebutkan Timur Tengah dalam sambutan singkat di hadapan wartawan, dan Blinken bahkan menyebutkan bahwa Amerika Serikat adalah investor asing teratas di Malaysia.
“Saya pikir ini adalah tanda kepercayaan dan keyakinan yang luar biasa, karena investasi tidak akan terjadi kecuali ada kepercayaan yang luar biasa di negara ini,” kata Blinken kepada Anwar.
Para pejabat AS secara pribadi mengatakan bahwa mereka memahami tekanan politik di negara mayoritas Muslim tersebut dan bahwa mereka mengupayakan hubungan kerja sama dengan Anwar, yang menikmati advokasi kuat dari Washington ketika ia secara kontroversial dipenjara.
BACA JUGA: Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China Jadi Isu Panas di KTT VientianeThailand telah memimpin di KTT Laos dalam mengupayakan kemajuan diplomatik terkait krisis yang melanda negara tetangganya Myanmar. Junta militer negara itu mengirim seorang utusan ke pertemuan tingkat tinggi Asia Tenggara itu untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.
Amerika Serikat, meskipun mendukung upaya diplomatik, mengatakan akan mengusulkan tekanan berkelanjutan pada junta, karena tidak melihat kemajuan pada masalah-masalah utama seperti membebaskan tahanan politik dan mengurangi kekerasan.
Blinken, yang bertemu dua minggu lalu dengan mitranya dari China di New York, juga akan mendukung upaya Asia Tenggara untuk menyampaikan kekhawatiran kepada Beijing tentang tindakannya di Laut China Selatan.
KTT tersebut menandai kesempatan langka di mana Blinken berada di ruangan yang sama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tetapi diperkirakan tidak ada pembicaraan antara keduanya.
Pemerintahan Biden, termasuk calon presiden Wakil Presiden Kamala Harris, telah mengesampingkan pembicaraan dengan Rusia tentang invasinya ke Ukraina tanpa melibatkan Kyiv. [lt/ab]