Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam jumpa pers, Jumat (25/11), menjelaskan korban meninggal akibat Gempa Cianjur bertambah menjadi 310 orang. Menurutnya, tim evakuasi gabungan hari ini telah menemukan sembilan jenazah yang bukan merupakan warga Kecamatan Cugenang.
Ia mengimbau kepada masyarakat di luar Kecamatan Cugenang, atau seluruh Kabupaten Cianjur, atau dari luar Kabupaten Cianjur, yang merasa ada anggota keluarganya belum ditemukan atau hilang untuk segera melapor.
Dari 32 warga Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, yang dinyatakan hilang, delapan di antaranya sudah ditemukan hari ini.
"Sehingga hasil operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan tim SAR gabungan per hari ini mendapat jenazah sebanyak 17 orang. Sehingga jumlah meninggal sampai saat ini 310 orang dan yang masih belum diketemukan adalah 24 orang," kata Suharyanto.
Suharyanto mengatakan hingga saat ini, tim masih terus menilai berapa jumlah rumah berkategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan. Menurut catatannya, ada 363 sekolah, 144 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan), dan 16 gedung kantor yang mengalami kerusakan.
BNPB hari ini sudah berhasil mendata 110 tempat pengungsian di seluruh Kabupaten Cianjur, berskala besar (200-500 orang) atau kecil (5-10 orang). Jumlah pengungsi hari ini sebanyak 62.545 orang dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.
BNPB juga sudah mendata unsur-unsur yang ingin terlibat dalam penanganan korban Gempa Cianjur. Sekarang ini sudah ada 333 organisasi yang mengirim 4.674 orang relawan. Mereka, menurut badan itu, sudah dikonsolidasikan dan sudah diberi tugas pencarian korban, distribusi logistik dan penanganan pengungsi, pendataan rumah dan bangunan yang rusak.
Menurut Suharyanto, total enam ribu personel yang terlibat dalam proses pencarian korban gempa sudah mencukupi. Dia berharap cuaca besok kondusif untuk memperlancar proses pencarian.
Dia menegaskan hingga korban hilang terakhir dtemukan, tim evakuasi gabungan akan terus mencari semaksimal mungkin.
Pada jumpa pers tersebut, Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Suko Prayitno Adi menjelaskan hingga hari ini pukul lima sore, gempa susulan yang terjadi sebanyak 248 dengan magnitudo tertinggi 4,2 dan magnitudo terkecil 1,2.
"Alhamdulillah (gempa) terus menurun walaupun satu dua kali dirasakan gempa tapi tidak membahayakan. Tapi kalau rumah-rumah yang sudah tidak layak huni, sebaiknya juga keluar dari rumah," ujar Suko.
Dia menambahkan hujan besok diperkirakan tidak terlalu besar seperti hari ini namun tetap mesti diwaspadai. BMKG hari ini sudah melakukan sosialisasi ke 12 pos pengungsian tentang perkembangan cuaca atau gempa.
Joshua Banjarnahor, perwakilan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), menyebutkan dari 17 mayat yang ditemukan Jumat (25/11) termasuk enam guru taman kanak-kanak.
Dia menambahkan tim evakuasi hari ini bergerak lebih cepat ketimbang kemarin, yakni mulai jam 05:30 karena sudah menandai tempat-tempat yang diyakini ada lokasi korban. Tim evakuasi juga bekerja sesuai shift.
Joshua menjelaskan pencarian 24 orang yang masih hilang akan dilakukan di tiga tempat, yakni Desa Cijedil, Warung Shinta, dan Kampung Cicadas.
Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Lasarus mengatakan BMKG perlu memetakan daerah-daerah yang dilalui oleh patahan gempa sehingga pemerintah memiliki program terkait penanganan lokasi di sekitar garis gempa.
Dia mencontohkan pemerintah daerah di sekitar garis gempa bisa membuat standar pembangunan rumah tinggal.
"Ini salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam rangka mengantisipasi, nggak ada yang bisa mengerem gempa. Gempa ini hanhya bisa kita siasasti saja. Saya melihat rumah-rumah yang roboh itu kan rumah-rumah yang memang tidak memenuhi standar, apalagi standar ketahanan gempa," tutur Lasarus.
Lasarus berharap BNPB bisa bekerja dengan cepat dalam proses evakuasi korban karena kinerja BNPB dilihat dari secepat apa merespon bencana yang terjadi, secepat ada BNPB mampu tiba di lokasi kejadian. [fw/ab]