Kebocoran pipa minyak di California itu terjadi tanggal 19 Mei lalu. Para ilmuwan akan memerlukan waktu lama untuk mengukur berapa besar dampak tumpahan itu pada ekosistem dan lingkungan.
Sementara itu, para petugas penyelamat lingkungan telah mengambil langkah segera untuk menyelamatkan hewan-hewan yang terkena tumpahan itu.
Anjing laut dan singa laut California mungkin tidak menyukai tempat ini, tetapi Pusat Perawatan Satwa Liar di San Diego adalah tempat terbaik bagi hewan-hewan laut itu untuk tetap hidup.
“Sekarang ini, kami merawat dua hewan yang sangat parah terkena tumpahan minyak di daerah ini. Singa laut ini sebenarnya berkulit indah kemerahan tapi apa yang kita lihat hanya sedikit dari bulunya yang indah kemerahan, dan selebihnya tertutup aspal hitam,” kata Jody Westberg.
Jody Westberg adalah satu dari anggota tim yang bekerja tanpa henti menyelamatkan hewan yang terkena tumpahan minyak tanah..
“Ini adalah tugas berat bagi kami, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Kami menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membersihkan dan merawat hewan-hewan itu, dan melihat mereka seperti ini, amat menyedihkan,” katanya.
Dia menunjukkan singa laut yang bulunya dua atau tiga corak kali lebih gelap daripada warna bulu aslinya.
“Lihat, betapa lebih gelap warnanya daripada yang di sebelah ini, semua ini terkena tumpahan minyak,” papar Westberg.
Hewan-hewan itu perlu distabilkan dulu, sebelum dibersihkan, kata Todd Schmitt, dokter hewan di SeaWorld San Diego.
“Kami akan membersihkan lapisan minyak dari bulu mereka, supaya minyak itu jangan meresap kedalam tubuh mereka, atau masuk melalui saluran pernapasan,” ujarnya.
Schmitt menambahkan, menghirup uap minyak itu dapat merusak paru-paru dan menyebabkan penyakit kronis jangka panjang. Kalau singa laut betina menyerap minyak itu lewat kulitnya, bayi pertama yang dilahirkan akan mati.
Tumpahan minyak ini menambah stress lagi bagi singa laut yang hidup di lepas pantai California. Tahun ini, terdapat sejumlah besar mamalia laut ini terutama anak-anak singa laut, terdampar ke pantai-pantai, dan kelaparan.
“Ikan yang menjadi makanan mereka tidak ada, jadi mereka mengais-ngais pasir untuk mendapat apapun yang bisa mereka makan,” tutur Schmitt.
Satu dari singa laut yang terkena tumpahan minyak yang diselamatkan di sini akhirnya mati karena menelan sejenis kepiting, yang bukan makanannya. Penyebab kematian hewan kedua masih belum diketahui.
“Banyak lagi hewan-hewan yang terkena tumpahan minyak itu, tidak ditemukan atau mungkin mati di laut,” katanya.
Burung-burung laut, khususnya pelikan coklat, juga merasakan dampak tumpahan minyak itu. Bulu-bulu mereka biasanya bisa menyimpan udara untuk menjaga suhu badan, tapi lapisan minyak yang menutupi bulu-bulu itu tidak memungkinkannya, sehingga suhu badan burung pelikan ini turun ke tingkat yang berbahaya.
Minyak adalah cairan yang berat dan sulit dibersihkan. Tetapi untungnya, kata dokter hewan, burung-burung pelikan adalah hewan yang tangguh.
Apakah para petugas menyelamatkan burung-burung laut maupun singa laut, tujuan mereka sama: membersihkan hewan-hewan itu, supaya mereka sehat dan bisa kembali ke alam bebas.